Rabu, 10 September 2014

KAMU (3)


Kamu…
Lagi2 kamu…
Sudah lama sekali tak menuliskan tentangmu…
Sampai sekarang kamu tetaplah kamu yang dulu, tak ada yang berubah sedikitpun darimu, begitupun perasaan ini padamu…
Tapi satu perkembangan yang sangat kukagumi adalah keberanianmu. Keberanian untuk menemui kedua orangtuaku. Tanpa teman, tanpa saudara kamu datang sendiri untuk berkenalan dengan keluargaku dan meminta ijin mengenalku lebih jauh lagi pada kedua orangtuaku…
Kamu datang di bulan yang mulia, semoga keberkahan selalu dilimpahkan untuk niat besarmu itu…  
Apa yang kamu katakan pada orangtuaku benar2 membuatku tak bisa berkata apa2, hanya rasa bahagia luar biasa yang kurasakan. Dan bukan hanya aku saja, kedua orangtuaku pun juga merasakan hal yang sama dan pastinya kelegaan karena untuk pertama kalinya aku mengenalkan seorang laki2 baik yang punya niat serius denganku…
Semenjak saat itu orangtuaku sering sekali menanyakanmu, jika ada acara apapun selalu teringat kamu dan mungkin mengajakmu. Kalau katamu mungkin begitulah cara orangtuaku mensyukuri dan mengungkapkan kebahagiaannya untukku…
Semenjak hari itu juga aku jadi sering tiba2 menangis, tak tahu kenapa, tapi mungkin itu adalah bentuk rasa haruku atas apa yang kunantikan dan “kuperjuangkan” sejak lama. Dan mungkin kamu juga tidak pernah tahu kalau sebenarnya tiap kali bertemu denganmu dan kamu membicarakan hal yang serius tak tahu kenapa aku selalu ingin menangis. Rasanya cuma ingin mendengarkan apa yang kamu katakan dan tak ingin mengeluarkan sepatah kata pun, karena pasti jika aku bicara air mataku akan jatuh. Kalau kata Iin, itu adalah hal yang wajar. Rasa haru yang kurasakan atas apa yang kurasakan dan “kuperjuangkan” selama ini telah membuahkan hasil.
Sepertinya tidak akan pernah cukup rasa syukur kupanjatkan kepada Allah SWT, atas apa yang selama ini kusimpan dan kurasakan sendiri. Sama sekali tak pernah menyangka akan sampai pada tahap ini. Padahal dulu aku selalu bertanya2, kira2 apakah semua yang kurasakan akan ada akhirnya atau aku akan tetap memendam perasaan itu tanpa ada akhirnya. Atau jika memang ada akhirnya apakah semua akan berakhir bahagia atau malah menyedihkan. Tapi ternyata Allah memberikanku akhir yang tak pernah kusangka, akhir yang sangat indah, akhir yang belum benar2 akhir, akhir yang merupakan awal untuk perjuangan selanjutnya. Perjuangan menuju ridho Allah.
Setiap niat baik pasti akan ada ujian dan cobaannya, begitupun niat baik kita. Tapi justru itulah yang harus kita hadapi dan kita selesaikan bersama. Semoga Allah selalu meridhoi langkah kita hingga kita bisa mewujudkan niat baik kita…Aamiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar