Jumat, 24 Mei 2013

T.E.M.A.N (5)

"Dalam hidup ini yang terpenting bukanlah banyak-banyakan teman, tapi yang lebih penting adalah siapa yang benar-benar menjadi teman"
by Dedy Corbuzier ~ Hitam Putih

Kutipan yang sangat bagus sekali, yang mengajarkan kita untuk tidak perlu berlomba2 mendapatkan teman yang banyak tapi menyia-nyiakannya. Kita diajarkan untuk memperlakukan teman yang kita miliki dengan baik dan tidak menyia-nyiakannya. Karena menurut salah satu kutipan yang juga pernah kubaca dari salah satu website, mengatakan seperti ini...

"Orang yang lemah adalah orang yang tidak bisa mencari teman, tapi masih lebih lemah orang yang memiliki teman banyak tapi menyia-nyiakannya"

Astaghfirullahaladzhim....
Semoga kita bukan termasuk orang- orang yang menyia-nyiakan teman....
Siapapun teman kita, jika dia memiliki kelebihan maka semoga bisa menutupi kekurangan kita dan jika dia memiliki kekurangan maka bisa menjadi ladang pahala bagi kita untuk saling mengingatkan agar menjadi lebih baik....

Subhanallah sekali jika ada pertemanan yang benar2 tulus seperti itu.... ^____^

Minggu, 12 Mei 2013

Muslimah


Muslimah adalah sebutan bagi seorang wanita yang beragama Islam. Seorang muslimah memiliki ciri khas sendiri yang berbeda dengan umat beragama lain. Ciri khas ini sangat jelas sekali terlihat oleh pandangan mata yaitu dari pakaian yang dikenakan tentunya. Ciri dari pakaian seorang muslimah adalah menutup aurat dari ujung kepala hingga ujung kaki, tapi masih terlihat muka dan pergelangan tangan. Pada bagian kepala biasanya ditutup dengan yang namanya kerudung, jilbab atau hijab. Walaupun banyak pendapat yang menyebutkan perbedaan makna dari ketiganya tapi intinya ketiganya sama-sama berarti menutup.

Pakaian seorang muslimah yang aku tahu seharusnya adalah tidak ketat, tidak menerawang, tidak bermewah-mewahan dan tentunya dapat menutup aurat. Tentu Islam sendiri mengatur seperti ini bukan untuk mengekang seorang wanita muslim, justru malah bertujuan untuk menjaga muslimah dari pandangan laki-laki dan tentunya rasa hormat pada seorang muslimah. Walaupun aku sendiri juga belum bisa sepenuhnya memenuhi itu semua, tapi tak ada salahnya kita berusaha untuk memenuhi itu.

Pada jaman sekarang ini sudah banyak sekali muslimah yang mengenakan jilbab, hijab atau kerudung ketika mereka melakukan aktivitas di luar rumah. Terlepas dari niat mereka memang untuk menjalankan perintah Allah, untuk memenuhi permintaan orang tua, mengikuti trend atau apapun itu, yang jelas aku bersyukur sekali karena mereka sudah ada kemauan untuk memakainya. Banyak yang suka memakai jilbab secara syar’i tapi banyak juga yang suka memakai jilbab bermodel-model atau yang biasa disebut dengan hijab. Kalau aku sih mungkin belum bisa disebut berjilbab syar’i, alhamdulilah baru sekedar berjilbab biasa saja yang menjulur menutup dada, tapi kebetulan aku tidak suka dengan jilbab bermodel-model (*bukan berarti aku tidak suka dengan orang yang memakai jilbab bermodel-model).

Di saat trend hijab atau jilbab bermodel-model, justru perhatianku jatuh pada mereka yang memakai jilbab syar’i atau yang mungkin dikenal orang2 dengan jilbab lebar. Menurutku mereka2 yang memakai jilbab syar’i itu sangat luar biasa sekali, apalagi di jaman seperti sekarang ini dimana trend mode itu sangat dijunjung tinggi. Mereka tetap percaya diri mengenakan apa yang memang disyariatkan oleh agama. Walaupun kadang banyak pandangan miring, cemooh atau ejekan dari orang yang tidak paham, tapi mereka tetap bertahan untuk menggunakannya. Karena di kalangan masyarakat image mereka mungkin lekat sekali dengan yang namanya “teroris”, tapi bagiku tidak sepantasnya kita menghakimi mereka seperti itu. Terkadang malu sekali rasanya diri ini ketika melihat mereka, karena belum bisa benar2 menjalankan syariat Islam seperti mereka. Terkadang juga ingin sekali rasanya bisa bergabung bersama mereka, karena aku tahu seperti apa mereka sebenarnya. Mereka adalah sekumpulan orang yang benar2 sangat mencintai Allah dan Rasulullah. Mereka selalu belajar bersama mengkaji ilmu agama, saling mengingatkan dan saling mencintai karena Allah.

Aku bisa mengatakan seperti ini karena aku sempat belajar agama bersama mbak2 jilbaber (*sebutan yang kuberikan untuk wanita muslim yang mengenakan jilbab syar’i) waktu di SMA. Kebetulan mbak2 itu adalah kakak kelasku yang dulunya juga ikut di ekskul SKI. Tiap minggu pasti kami ada kajian agama bersama. Biasanya kalau hari jumat ada kegiatan Keputrian khusus untuk yang putri saja, kalau hari sabtu ada kegiatan Kantin (Kajian Rutin) untuk yang putra dan putri. Senang sekali rasanya bisa mengenal dan belajar banyak pada mbak2 itu, karena aku merasa mereka dapat menyampaikan ilmu agama dengan lebih ringan dan menyenangkan. Tapi sayang kebersamaan itu tidak dapat berlangsung lama karena ada sesuatu hal yang menghalangi kami untuk dapat berkumpul bersama lagi. Sampai akhirnya akupun kuliah, rasanya rindu sekali dengan masa2 itu, rindu mengkaji ilmu agama bersama.

Ada juga satu hal yang sangat kukagumi dari para muslimah itu adalah kebersamaan dan kedekatan mereka. Mereka begitu sangat dekat sekali satu sama lain. Terkadang ingin sekali bisa mengenal dan bisa menjadi bagian dari mereka. Sepertinya mereka bisa begitu dekat, karena mereka berteman benar2 tulus karena Allah, tidak pernah ada rasa iri, buruk sangka ataupun pikiran buruk lainnya, karena hari-hari mereka hanya diisi dengan membicarakan hal2 yang bermanfaat saja.

Wallahualam….

Oki Setiana Dewi sebagai salah satu publik figur di Indonesia adalah salah satu muslimah berjilbab syar'i yang sangat kukagumi. Meskipun dia bekerja di dunia yang sangat menjunjung tinggi kecantikan fisik, tapi dia tetap percaya diri mengenakan pakaian syar'i-nya. Subhanallah.... Itu menunjukkan bahwa berpakaian sesuai syariat tidak akan menghalangi kesuksesan seseorang...


Subhanallah sekali melihat para muslimah itu…

Kelak suatu saat nanti ingin sekali bisa menjadi bagian dari mereka, setidaknya dari segi berpakaian dulu. Sambil terus berusaha mempelajari agama Islam, agar tidak hanya terlihat cantik di luar tapi juga cantik di dalam, tentu cantiknya di hadapan Allah SWT. Aamiin…

Sebelum mengakhiri tulisan ini aku ingin menyampaikan ringkasan yang kuingat dari sebuah tulisan yang kubaca dari Page di Facebook tentang berjilbab yang intinya:
“Bagi mereka yang telah berjilbab syar’i, bersyukurlah karena telah menjalankan syariat Islam. Tapi janganlah memandang mereka yang belum berjilbab syar’i dengan pandangan yang miring atau merasa dirinyalah yang lebih benar. Karena bisa saja meskipun dari segi berjilbab belum sesuai syar’i, tapi sebenarnya hati mereka justru yang lebih dekat dengan Allah. Oleh karena itu doakanlah mereka agar dapat segera menyempurnakannya dengan menggunakan jilbab yang syar’i.
Begitupun mereka yang belum berjilbab syar’i, janganlah memandang mereka yang telah berjilbab syar’i sebagai seorang yang “sok suci” (*maaf), “golongan teroris” atau orang yang tidak mengikuti mode. Karena sebenarnya mereka bukan ingin terlihat “sok suci”, tapi mereka hanya ingin menjalankan apa yang disyariatkan oleh Islam. Oleh karena itu justru kita harus mendoakan mereka agar mereka dapat tetap mempertahankan apa yang mereka yakini saat ini, tetap menggunakan jilbab yang syar’i.
Daripada mempermasalahkan yang memakai jilbab syar’i atau tidak, seharusnya kita justru mendoakan saudari2 kita sesama muslim yang belum mengenakan jilbab agar diberikan hidayah untuk segera memakai jilbab.”

Membaca tulisan itu benar2 sangat menyadarkan diri ini yang kadang berpikiran negatif dengan muslimah yang memakai jilbab bermodel-model. Tulisan ini mengajarkan kita untuk lebih bijaksana dalam menyikapi atau memandang sesuatu apapun. Bahwa janganlah menghakimi orang lain dari apa yang kita lihat saja, tapi kita harus mengenalnya lebih dalam lagi.

Semoga semua yang kita lakukan mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah SWT.
Aamiin….

Semoga Bermanfaat


*Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata ^__^

Jumat, 10 Mei 2013

T.E.M.A.N (4)

Tulisan tentang teman atau sahabat ini kusadur dari blog http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/16/bagaimanakah-memilih-teman-yang-baik/
Subhanallah sekali isinya sangat bagus dan bisa memberikan banyak ilmu
Semoga bermanfaat...



Lihatlah, Siapa Temanmu…!
Apabila engkau berada di tengah-tengah suatu kaum maka pililhlah orang-orang yang balk sebagai sahabat, dan janganlah engkau bersahabat dengan orang-orang jahat sehingga engkau akan binasa bersamanya

Wanita adalah bagian dari kehidupan manusia, sehingga dia tak akan pernah lepas dari pola interaksi dengan sesama. Terlebih dominasi perasaan yang melekat pada dirinya, membuat dia butuh teman tempat mengadu, tempat bertukar pikiran dan bermusyawarah. Berbagai problem hidup yang dialami menjadikan dia berfikir bahwa, meminta pendapat, saran dan nasehat teman adalah suatu hal yang perlu. Maka teman sangat vital bagi kehidupannya, siapa sih yang tidak butuh teman dalam hidup ini..?.
Namun wanita muslimah adalah wanita yang dipupuk dengan keimanan dan dididik dengan pola interaksi Islami. Maka pandangan Islam dalam memilih teman adalah barometernya, karena dirinya sadar, teman yang baik (shalihah) memiliki pengaruh besar dalam menjaga keistiqomahan agamanya. Selain itu teman shalihah adalah sebenar-benar teman yang akan membawa mashlahat dan manfaat. Maka dalam pergaulannya dia akan memilih teman yang baik dan shalihah, yang benar-benar memberikan kecintaan yang tulus, selalu memberi nasihat, tidak curang dan menunjukan kebaikan. Karena bergaul dengan wanita-wanita shalihah dan menjadikannya sebagai teman selalu mendatangkan manfaat dan pahala yang besar, juga akan membuka hati untuk menerima kebenaran. maka kebanyakan teman akan jadi teladan bagi temannya yang lain dalam akhlak dan tingkah lake. Seperti ungkapan “Janganlah kau tanyakan seseorang pada orangnya, tapi tanyakan pada temannya. karena setiap orang mengikuti temannya“.
Bertolak dari sinilah maka wanita muslimah senantiasa dituntut untuk dapat memilih teman, juga lingkungan pergaulan yang tak akan menambah dirinya melainkan ketakwaan dan keluhuran jiwa. Sesungguhnya Rasulullah juga telah menganjurkan untuk memilih teman yang baik (shalihah) dan berhati-hati dari teman yang jelek.
Hal ini telah dimisalkan oleh Rasulullah melalui ungkapannya:
Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau menibeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harmznya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap“. (Riwayat Bukhari, kitab Buyuu’, Fathul Bari 4/323 dan Muslim kitab Albir 4/2026)
Dari petunjuk agamanya, wanita muslimah akan mengetahui bahwa teman itu ada dua macam. Pertama, teman yang shalihah, dia laksana pembawa minyak wangi yang menyebarkan aroma harum dan wewangian. Kedua teman yang jelek laksana peniup api pandai besi, orang yang disisinya akan terkena asap, percikan api atau sesak nafas, karena bau yang tak enak.
Maka alangkah bagusnya nasehat Bakr bin Abdullah Abu Zaid, ketika baliau berkata,” Hati-hatilah dari teman yang jelek …!, karena sesungguhnya tabiat itu suka meniru, dan manusia seperti serombongan burung yang mereka diberi naluri untuk meniru dengan yang lainnya.Maka hati-hatilah bergaul dengan orang yang seperti itu, karena dia akan celaka, hati- hatilah karena usaha preventif lebih mudah dari pada mengobati “.
Maka pandai-pandailah dalam memilih teman, carilah orang yang bisa membantumu untuk mencapai apa yang engkau cari . Dan bisa mendekatkan diri pada Rabbmu, bisa memberikan saran dan petunjuk untuk mencapai tujuan muliamu.
Maka perhatikanlah dengan detail teman-temanmu itu, karena teman ada bermacam-macam
1.ada teman yang bisa memberikan manfaat
2.ada teman yang bisa memberikan kesenangan (kelezatan)
3.dan ada yang bisa memberikan keutamaan.
Adapun dua jenis yang pertama itu rapuh dan mudah terputus karena terputus sebab-sebabnya. Adapun jenis ketiga, maka itulah yang dimaksud persahabatan sejati. Adanya interaksi timbal balik karena kokohnya keutamaan masing-masing keduanya. Namun jenis ini pula yang sulit dicari. (Hilyah Tholabul ‘ilmi, Bakr Abdullah Abu Zaid halarnan 47-48)
Memang tidak akan pernah lepas dari benak hati wanita muslimah yang benar-benar sadar pada saat memilih teman, bahwa manusia itu seperti barang tambang, ada kualitasnya bagus dan ada yang jelek. Demikian halnya manusia, seperti dijelaskan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam :
” Manusia itu adalah barang tambang seperti emas dan perak, yang paling baik diantara mereka pada zaman jahiliyyah adalah yang paling baik pada zaman Islam jika mereka mengerti. Dan ruh-ruh itu seperti pasukan tentara yang dikerahkan, yang saling kenal akan akrab dan yang tidak dikenal akan dijauhi ” (Riwayat Muslim)
Wanita muslimah yang jujur hanya akan sejalan dengan wanita-wanita shalihah, bertakwa dan berakhlak mulia, sehingga tidak dengan setiap orang dan sembarang orang dia berteman, tetapi dia memilih dan melihat siapa temannya. Walaupun memang, jika kita mencari atau memilih teman yang benar-benar bersih sama sekali dari aib, tentu kita tidak akan mendapatkannya. Namun, seandainya kebaikannya itu lebih banyak daripada sifat jeleknya, itu sudah mencukupi.
Maka Syaikh Ahmad bin ‘Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisi atau terkenal dengan nama Ibnu Qudamah AlMaqdisi memberikan nasehatnya juga dalam memilih teman: “Ketahuilah, bahwasannya tidak dibenarkan seseorang mengambil setiap orang jadi sahabatnya, tetapi dia harus mampu memilih kriteria-kriteria orang yang dijadikannya teman, baik dari segi sifat-sifatnya, perangai-perangainya atau lainnya yang bisa menimbulkan gairah berteman sesuai pula dengan manfaat yang bisa diperoleh dari persahabatan tersebut itu. Ada manusia yang berteman karena tendensi dunia, seperti karena harta, kedudukan atau sekedar senang melihat-lihat dan bisa ngobrol saja, tetapi itu bukan tujuan kita.
Ada pula orang yang berteman karena kepentingan Dien (agama), dalarn hal inipun ada yang karena ingin mengambil faidah dari ilmu dan amalnya, karena kemuliaannya atau karena mengharap pertolongan dalam berbagai kepentingannya. Tapi, kesimpulan dari semua itu orang yang diharapkan jadi teman hendaklah memenuhi lima kriteria berikut; Dia cerdas (berakal), berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus dunia. Mengapa harus demikian ?, karena kecerdasan adalah sebagai modal utama, tak ada kabaikan jika berteman dengan orang dungu, karena terkadang ia ingin menolongmu tapi malah mencelakakanmu. Adapun orang yang berakhlak baik, itu harus. Karena terkadang orang yang cerdaspun kalau sedang marah atau dikuasai emosi, dia akan menuruti hawa nafsunya. Maka tak baik pula berteman dengan orang cerdas tetapi tidak berahlak. Sedangkan orang fasiq, dia tidak punya rasa takut kepada Allah. Dan barang siapa tidak takut pada Allah, maka kamu tidak akan aman dari tipu daya dan kedengkiannya, Dia juga tidak dapat dipercaya. Kalau ahli bid’ah jika kita bergaul dengannya dikhawatirkan kita akan terpengaruh dengan jeleknya kebid’ahannya itu. (Mukhtasor Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah hal 99).
Maka wanita muslimah yang benar-benar sadar dan mendapat pancaran sinar agama, tidak akan merasa terhina akibat bergaul dengan wanita-wanita shalihah meskipun secara lahiriyah, status sosial clan tingkat materinya tidak setingkat. Yang menjadi patokan adalah substansi kepribadiannya dan bukan penampilan dan kekayaan atau lainnya. “Pergaulan anda dengan orang mulia menjadikan anda termasuk golongan mereka, karenanya janganlah engkau mau bersahabat dengan selain mereka“.
Oleh karena itu datang petunjuk Al Qur’an yang menyerukan hal itu :
Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya dipagi dan disenja hari dengan mengharap keridhoan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (Al-Kahfi:28)


Tulisan ini jadi mengingatkanku pada kata2 dari seseorang bahwa "Teman yang paling baik adalah yang ketika kita melihatnya saja maka kita akan selalu mengingat Allah"
Subhanallah....
semoga segera dipertemukan dengan teman yang bisa menjadi sahabatku hingga kelak tua nanti....

Aamiin....^_^

IDEALIS

Idealis...
Sifat idealis itu sebenarnya sifat apa sih atau yang seperti apa??
Apakah sifat ini sama dengan perfeksionis??
Kalau menurut salah satu blog (http://aaikhwan.wordpress.com/2012/03/30/idealis-vs-realistis/),
sikap idealis adalah sikap yang tumbuh dalam diri seseorang yang selalu ingin melakukan segala halnya secara sempurna dan benar sesuai dengan pengalaman atau kejadian yang dialaminya...

Akhir2 ini aku sangat familiar sekali dengan kata2itu...
Ya mungkin karena 2 orang dosen (pembimbing dan pengujiku) mengatakan itu kepadaku...
Tapi sebenarnya apa memang iya aku ini idealis?
Kalau perfeksionis mungkin iya, tapi sebenarnya aku cuma ingin apa yang kukerjakan itu terlihat rapi dan aku hanya ingin menampilkan sesuatu yang sederhana itu agar tampak lebih sempurna..
Tapi ya sudahlah, apapun itu, itulah pandangan orang tentangku dan aku harus menerima itu...

Ya kalau yang mengatakan itu adalah dosen, tentu ini berhubungan dengan penelitianku...
Entahlah aku harus mengatakan apa tentang penelitianku...
Yang jelas yang kulakukan sekarang hanyalah berusaha untuk mewujudkannya..
Seandainya pun nanti tak bisa diwujudkan, setidaknya aku punya sesuatu hal yang kubanggakan
Kalau orang lain yang juga melakukan penelitian, kebanggannya adalah mendapatkan data atau setidaknya hasil nyata
Tapi aq cuma punya kesabaran untuk memperjuangkan dan rasa memiliki terhadap penelitian ini 
Mungkin itu nilai lebih yang bisa kubanggakan dari penelitian ini

Keadaan ini sebenanrnya mengajarkanku nilai-nilai penting dalam kehidupan bahwa segala sesuatu yang kita inginkan itu belum tentu dapat kita miliki. Jika kita ingin memilikinya maka kita harus memperjuangkannya dengan segala cara agar kita tahu arti sebuah perjuangan dan belajar kesabaran. Jika kita sudah berjuang tapi kita tetap tidak bisa mendapatkannya itu berarti usaha kita belum cukup keras atau memang kita juga diajarkan untuk lebih bersabar ataupun apa yang kita inginkan itu diganti dengan yang lain...

Aku yakin Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuan hamba-Nya...
Tapi terkadang diri ini masih saja sering membanding-bandingkannya dengan orang lain...
Astaghfirullahhaladzhim.... :(

Aku yakin kelak Allah akan menunjukkan titik terang itu...
Jangan pernah menyerah dan putus asa, perjalanan ini masih jauh sekali..
Insya Allah semua ini akan indah pada waktunya...
Aamiin.... ^_^