Minggu, 10 April 2011

Taare Zameen Par

Adalah sebuah film yang sangat inspiratif, mendidik dan mengharukan. Film yang bercerita tentang kehidupan seorang anak kecil penderita kelainan disleksia. Disleksia adalah suatu kelainan psikologis yang dialami oleh seseorang dimana seseorang memiliki masalah dalam hal ketidakmampuannya untuk membaca dan menulis. Seorang penderita disleksia kesulitan untuk memahami tulisan, ejaan ataupun kesulitan untuk membedakan huruf - huruf yang memiliki kemiripan. Penderita sering kesulitan membaca karena pada saat dia membaca seolah – olah huruf – huruf tersebut “menari – nari” sehingga membuatnya kesulitan untuk membaca tulisan tersebut. Seringkali orang - orang tidak dapat memahami perasaan seorang penderita disleksia. Mereka sering dianggap sebagai anak yang nakal, padahal justru mereka adalah orang - orang yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Seperti halnya dalam film ini, seorang anak penderita disleksia yang bernama Ishaan, orang tuanya sangat tidak memahami perasaan anak ini, yang ada hanyalah cacian dan kata-kata kasar yang dilampiaskan kepadanya. Semua orang tidak ada yang dapat memahami dunianya, bahkan dia harus dipindahkan sekolahnya hanya karena guru - guru di sekolah yang lama sudah tidak tahan dengan sikap Ishaan yang terkesan sangat tidak peduli dengan pelajaran di kelas. Di samping itu, di sekolahnya yang baru pun dia semakin menjadi anak yang pendiam dan selalu murung, karena dia sudah tidak tahan dengan tekanan dan paksaan yang diberikan di sekolah ini. Namun di sekolah yang baru inilah dia bertemu dengan seorang guru seni yang bernama Nikumbh. Guru inilah yang akhirnya dapat menemukan penyebab Ishaan begitu sulit berkembang kemampuannya dalam hal akademis di sekolah, setelah dia bertemu dengan orang tua Ishaan dan setelah dia melihat hasil - hasil karya Ishaan. Yah... itu semua adalah karena Ishaan menderita kelainan disleksia. Namun ada kemampuan dari Ishaan yang lebih dibandingkan dengan anak - anak yang sebaya dengannya yaitu kemampuannya untuk melukis atau menggambar. Lukisan yang dia hasilkan memiliki nilai seni yang cukup tinggi untuk anak seumur Ishaan, bahkan dia juga mampu untuk membuat flip book. Nikumbh lah yang membimbing Ishaan dengan penuh kesabaran dan ketelatenan hingga akhirnya Ishaan dapat menulis dan membaca. Pada suatu saat Nikumbh mengadakan suatu acara Art Fair yaitu berupa kegiatan lomba melukis yang diikuti oleh semua siswa dan guru. Pada acara inilah kemampuan dan hasil karya Ishaan benar - benar dihargai, dia menjadi juara yang pertama dan berhak ditampilkan karyanya pada cover majalah sekolahnya. Tentu suatu kebanggaan bagi orang tuanya yang benar-benar tidak menyangka akan kemampuan anaknya yang tersembunyi. Sejak saat itulah Ishaan kembali menjadi anak yang ceria dan tentunya sudah dapat membaca dan menulis seperti anak - anak seumurnya...

Happy ending....^_^

Beberapa hal yang dapat dipelajari dari film ini adalah:

1. Janganlah kita menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja, cobalah untuk memahami lebih dalam karakter seseorang. Don’t judge the book just from the cover.

2. Janganlah jadikan nilai atau prestasi sebagai tolok ukur kemampuan seseorang, karena bisa saja orang yang tidak terlihat menonjol justru memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan orang lain hanya saja dia tidak memiliki memotivasi dan media untuk menunjukkan kemampuannya tersebut

3. Janganlah sekalipun mengucilkan seseorang hanya karena dia memiliki “perbedaan” dengan orang pada umumnya

4. Motivasi adalah suatu alat yang paling canggih untuk dapat menumbuhkan semangat pada diri seseorang untuk dapat bangkit dari keterpurukan dan berlari demi menggapai cita – citanya

5. Dalam film ini ada suatu cuplikan kata – kata dari Nikumbh yaitu di pulau Solomon ketika penduduk asli ingin bagian hutan untuk ditanami, mereka tidak menebang pohon. Mereka bersama-sama mengelilingi pohon dan meneriakkan kata – kata kasar dan itu menumbangkannya. Pada suatu hari pohon menjadi layu dan kisut, kemudian dia mati dengan sendirinya.

Nah berdasarkan cuplikan tersebut mengajarkan kepada kita bahwa untuk mendidik seseorang, memberikan motivasi kepada seseorang ataupun untuk membentuk mental seseorang justru bukanlah dengan kata – kata kasar karena hal tersebut justru hanya akan dapat mematikan kreativitas seseorang dan mungkin akan memunculkan rasa ketakutan pada diri seseorang

Film ini sangat layak untuk ditonton karena begitu banyak pelajaran berharga yang dapat diambil dari film ini...

Selamat nonton.... ^.^