Sabtu, 15 Juni 2013

Masjid Al-Falah

Awalnya sih ke masjid itu gak ada rencana sama sekali. Kebetulan waktu itu abis makan sama temenku, trus udah hampir magrib, daripada gak nutut sampe rumah akhirnya aku mutusin sholat di masjid itu aja. Baru masuk kita sempet bingung tempat wudhunya dimana, eh ternyata nurunin tangga ke bawah, masuk ke bawah tanah gitu, keren deh pokoknya…hehe. Setelah selesai kita cepet2 nyari mukena dan tempat biar gak ketinggalan jamaah. Waktu kita nyari2 tempat mukena ternyata disitu bebarengan dengan anak2 laki2 yang berbondong2 mau sholat jamaah juga. Pertamanya sih aku bingung, tak pikir ini anak2 darimana. Aku baru inget kalau itu anak2 MAN 3.

Waktu aku udah dapet mukena en cari tempat, aku masi bisa dapat tempat di shof paling depan. Tak pikir ya emang masjid ini sama aja kaya masjid2 yang lain, yang banyak itu shof laki2, soalnya waktu aku mulai sholat cuma kelihatan ada 2 shof. Tapi ternyata selesai sholat dan salam, aku liat shof perempuan banyak banget bahkan sampe keluar masjid. Subhanallah….ternyata itu juga anak2 MAN 3. Setelah sholat magrib mereka tidak langsung pergi, tapi mereka masing2 langsung mengambil Al-Quran yang disediakan di masjid dan langsung tadarus bersama membentuk kelompok2 kecil. Mereka melakukan tadarus itu sampe adzan isya’ berkumandang. Setelah adzan isya’ berkumandang mereka pun kembali melakukan sholat isya’ berjamaah. Subhanallah….kagum sekali melihat anak2 ini, mereka sudah terbiasa dengan kegiatan itu sehari2…

Hal istimewa yang aku lihat dari masjid itu adalah masjid yang selalu dipenuhi oleh jamaahnya. Meskipun yang memenuhinya hanyalah anak2 MAN yang memang mereka diwajibkan melakukan itu dalam kegiatan kesehariannya, tapi yang jelas kegiatan itu dapat menghidupkan masjid. Masjid yang selama ini sudah jarang lagi didatangi, yang ketika waktu sholat datang terlihat hanya beberapa shof saja jamaahnya. Masjid yang biasanya hanya penuh di hari jumat dan hari raya umat Islam. Jadi program yang digagas oleh sekolah tersebut menurutku sangat luar biasa, untuk bisa membiasakan siswanya terpaut dengan masjid.

Semoga kita bisa memiliki hati yang selalu tertaut dengan masjid, sehingga kita bisa lebih menghidupkan masjid2 di sekitar kita
Semoga kelak masjid2 tetap bisa penuh dengan jamaah sholat atau digunakan untuk majelis2 ilmu
Aamiin….

Sabtu, 08 Juni 2013

Spiritual Gathering with Ust. Yusuf Mansur

Pertama kali liat acara ini gara2 ada temen yang share di FB, entah kenapa pengen banget dateng ke acara itu. Waktu aku cerita ke salah satu temenku yang aku berharap sih dia mau dateng juga, eh ternyata dia menanggapi dengan datar2 aja. Tapi lagi2 aku pengen buanget bisa dateng. Bingung mau ngajakin sapa, coba sms adek tingkat yang dulu juga pernah ikut waktu di UB, eh ternyata dia juga cuma tanya2 aja tapi gak ngasi kepastian mau apa nggak. Akhirnya aku kepikiran ngajak temen SMAku, waktu aku sms dia lama banget balesnya. Setelah dia bales, dia tanya2 aku dan pada akhirnya dia mau. Alhamdulilah seneng banget rasanya, akhirnya ada temen yang mau aku ajak.

Selang beberapa hari, aku lupa gak sms temenku nomor untuk sms konfirmasi. Sampe akhirnya papaku beli koran trus di koran itu ada poster acara itu, baru inget deh aku. Langsung aku sms temenku. Kita langsung konfirmasi hari itu juga, tapi sempet ragu soalnya gak ada sms balasan. Aku coba deh sms tanya ke nomor itu, tapi tetep aja gak ada balasan. Akhirnya temenku coba dating langsung ke sekretariatnya, ternyata ada pengumuman kalo daftarnya setelah tanggal 29 Mei gak dapet tiket, jadi langsung aja dateng nanti diusahakan dicarikan tempat.

Sampe akhirnya tiba juga hari Jumat tanggal 7 Juni 2013. Pagi aku masih ke kampus dulu ngelab bentar sama nyiap2in buat ngelab hari senin. Jam 1 aku janjian sama temenku, tapi dia jemput aku telat. Trus kita berangkat ke Graha Cakrawala UM. Waktu udah sampe sana ternyata udah ruame banget, bener2 diluar ekspektasiku. Padahal tak pikir ya biasa2 aja, ternyata antrian masuknya udah rame banget. Nah aku sama temenku yang gak bawa tiket bingung mau masuk lewat mana. Akhirnya kita lihat ada panitia yang lagi jalan2 trus kita tanyain deh, trus kita disuruh aja masuk lewat samping ikuti alur nanti tanya lagi sama panitia disitu. Udah kita ikuti alur ternyata gak ada panitia disitu. Akhirnya kita balik lagi nyari meja panitia trus tanya kalo untuk yang non-tiket duduknya dimana, eh ternyata duduknya di luar, kecewa sebenarnya tapi ya gimana lagi, ya udah diterima aja. Tapi waktu kita udah duduk beberapa menit kemudian, orang2 yang duduk disitu langsung berdiri semua berebutan naik tangga masuk katanya di dalam masi kosong, ya udah kita pun ikut2 juga….hehehe

Akhirnya sampe juga kita di dalam gedung. Waaahhh….. ternyata gede banget gedung itu dan udah penuh sama orang2. Aku sama temenku buru2 cari tempat sebelum ustadz naik ke atas panggung dan alhamdulilah pas kita duduk pembawa acara mempersilahkan ustadz masuk. Terdengar suara riuh para peserta memberikan tepuk tangan pernghormatan untuk beliau. Beliau duduk di kursi yang sudah disediakan diatas panggung dan tiba2 beliau memanggil seseorang ke atas panggung. Aku dan temenku bingung, gak tau itu siapa. Kelihatannya ustadz begitu sangat mengenal orang itu, yang dipanggil bersama istrinya.

Kemudian pria itu memperkenalkan dirinya dan meceritakan siapa dirinya. Ternyata pria itu adalah salah satu peserta yang selalu hadir dalam acara ustadz Yusuf. Pada bulan November 2012 ketika ustadz sedang ada acara di Malang, pria itu dipertemukan dengan istrinya sekarang dan dijodohkan oleh beliau. Beberapa hari setelah itu, pria ini berkunjung ke Probolinggo untuk menemui orang tua si wanita. Dengan polosnya pria ini mengatakan pada ayah si wanita kalau mereka berdua dijodohkan oleh ustadz Yusuf Mansur dan ternyata ayah si wanita langsung saja menerima tanpa basa basi. Akhirnya mereka berdua menikah di tanggal cantik 121212. Satu bulan kemudian mereka periksa ke dokter kandungan ternyata sang istri sudah hamil 1 bulan dan saat acara kemarin sang istri sudah hamil 6 bulan. Subhanallah….

Kabar gembiranya juga mereka mendapatkan hadiah bulan madu dengan umroh ke tanah suci dari ustadz. Setelah memberangkatkan umroh dua orang ternyata ustadz Yusuf justru mendapatkan balasan dari Allah yang lebih besar. Beliau mendapatkan undangan dari sultan Bahrain untuk umroh bersama dengan 13 orang keluarganya selain itu juga bisa berkunjung ke Bahrain, Mesir dan Abu Dhabi. Subhanallah….dari sini kita bisa tahu bahwa jangan pernah pelit2 untuk bersedekah, bahwa ketika kita bersedekah dan membuat orang lain bahagia maka Allah juga akan membalas kebaikan itu dengan rejeki yang berlimpah….

Selain itu si pria juga bercerita kalau dulu dua hari sebelum berangkat umroh mereka benar2 tidak punya uang untuk keperluan disana. Mereka hanya punya uang 600rb di tabungan. Mereka tidak membelanjakan uang itu tapi mereka mengambil semua uang itu dan ditukarkan dengan uang 10rb dan 5rb-an, kemudian mereka membagikannya pada anak yatim. Karena mereka percaya kalau sedekah itu balasannya cepat. Mereka menunggu keesokan paginya tapi ternyata belum ada tanda2 apapun. Sampe akhirnya saat sudah siang sekitar pukul 10 tiba2 ada orang yang datang ke rumah dan memberinya uang 18 juta. Subhanallah….mereka sangat kaget mendapatkan uang itu. Sebagian mereka gunakan untuk berangkat umroh dan sebagian digunakan untuk membayar hutang dan keperluan lainnya. Subhanallah, memang janji Allah itu selalu benar….

Kemudian acara dilanjutkan dengan tausiyah ustad Yusuf tentang “Cahaya atau Nur”. Beliau membacakan ayat2 dalam surat An-Nur dan bersama2 mentadaburi makna dari ayat2 tersebut. Beliau mengatakan “pernahkah Anda merasakan kegelapan, tidak dapat melihat arah jalan ke depan, merasakan tidak ada cahaya dalam kehidupan kita?”. Ketika kita merasakan kegelapan itu maka satu2nya sumber cahaya adalah Allah. Jika kita ingin mendapatkan cahaya itu maka hadirkanlah Allah dalam diri kita, dalam pikiran kita dan dalam hati kita. Hadirkanlah Allah dalam rumah kita dengan selalu membaca Al-Quran, karena rumah yang tidak pernah dibacakan ayat suci Al-Quran di dalamnya maka akan terasa gelap, orang-orang didalamnya pun juga akan selalu merasakan kegelapan, tidak ada kebahagiaan di dalamnya.

Jika kita ingin agar Allah memberikan cahayanya pada kita maka jangan pernah tinggalkan sholat, sholat di awal waktu, selalu mebaca Al-Quran dan mentadaburinya, selalu mengingat Allah dengan berdzikir, perbanyak sholat Dhuha dan Qiyamul Lail. Jika kita belum juga mendapatkan cahaya itu, coba cek apakah masih ada amalan yang belum kita lakukan, atau mungkin dosa kecil apa yang masih sering kita lakukan, atau jika bukan kita mungkin orang tua kita, saudara kita atau keluarga kita. Jadi perbanyaklah introspeksi diri.

Entah kenapa aku merasa topik tausiyah hari itu sesuai sekali dengan yang sedang kualami. Mungkin pada saat aku melaksanakan thesisku ini aku merasakan kegelapan itu. Di saat kegelapan ini melanda, aku cuma bisa bingung, gak ngerti, gak tau. Di saat aku bingung sama penelitianku, masalah lain dating, ada hal lain yang menjadi pikiranku. Tapi aku bersykur di saat aku merasakan kegelapan ini, aku merasa Allah seperti menuntunku untuk semakin mendekat pada-Nya dengan segala cara. Mulai dari keinginan untuk mengikuti majelis2 ilmu, dipertemukan dengan orang-orang luar biasa yang bisa menginspirasiku dan mengajariku agama, dan juga diberikan kesempatan untuk mengikuti acara seperti Spiritual Gathering ini. Sedikit demi sedikit aku terus berusaha untuk menyelesaikan penelitianku sambil terus berusaha untuk mendekatkan diri pada Allah. Aku pernah menuliskan dalam tulisan blogku sebelumnya “semoga kelak aku dapat menemukan cahaya itu”. Ya Alhamdulilah kini aku mulai menemukan cahaya itu sedikit demi sedikit. Aku yakin kalau kita yakin dengan apa yang kita kerjakan dan kita yakin bahwa Allah akan membantu kita maka tentu pertolongan dari Allah itu akan datang, cahaya itu akan tampak. Subhanallah walhamdulillah wa lailahaillahu allahuakbar….

Acara tausiyah diselingi dengan sholat Ashar dulu. Saat akan keluar gedung, aku melihat ada seseorang yang gak sengaja ketemu temannya disitu. Aku sih cuma mbatin aja, koq aku gak ketemu temenku ya, padahal disitu ada sekian banyak orang. Eh ternyata Allah mendengarkan gumamanku tadi. Waktu aku nungguin temenku aku liat ke atas dan ternyata disitu ada temen SMAku juga, akhirnya kita bareng2 deh trus sholat bareng juga. Seneng skali rasanya…. ^_^

Selesai sholat kami makan dulu di kantin UM, trus balik lagi ke gedung. Ternyata disana ustadz sudah mulai membaca surat Al Kahfi. Karena kebetulan hari itu adalah hari Jumat, dimana salah satu amalan yang paling baik dilakukan pada hari ini adalah membaca surat Al Kahfi. Beliau membacakan surat tersebut dengan suara yang sangat indah dan lantang, merinding rasanya ketika melihat semua orang bersama-sama membaca ayat tersebut, sayang sekali aku tidak membawa Al-Quran. Beliau berhenti sejenak dan kami diberi kesempatan untuk beroda dengan khusyuk, berdoa untuk diri sendiri, orang tua, keluarga dan seluruh umat muslimin di dunia. Kemudian beliau melanjutkan lagi membaca, semakin lama beliau membaca semakin lantang dan juga terdengar suara beliau terisak-isak. Ya Allah ternyata beliau menangis. Terlihat juga di layar banyak jamaah yang juga menangis ketika membaca ayat suci Al-Quran tersebut. Tak sadar mata ini juga mulai meneteskan air mata, mendengarkan lantunan ayat suci tersebut sambil merenung atas segala dosa dan khilaf yang pernah kulakukan. Di tengah-tengah beliau memberikan lagi kesempatan bagi kami untuk berdoa dengan khusyuk. Beliau melanjutkan lagi membaca hingga selesai dan kami dipersilahkan untuk berdoa lagi dengan lebih khusyuk. Setelah itu kami dipersilahkan untuk membaca Tahmid 100x, istighfar 100x, surat Al-Ikhlas, surat Al-Falaq, surat An-Nas, dan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Yusuf Mansur.

Setelah selesai beliau mengumumkan bahwa akan dibangun Pesantren untuk para tahfidz Al-Quran di Malang, jadi kami dipersilahkan jika ingin memberikan sedekahnya. Beliau juga mengumumkan akan diresmikannya Klinik DaQu Sehat di Magelang, dan juga beliau berencana akan mendirikan 100 rumah sakit di seluruh Indonesia. Beliau mengajak kami yang hadir disitu untu “patungan”, demi kelancaran pembangunan tersebut. Beliau mengatakan “jika kita banyak bersedekah saat di dunia, maka kelak ketika kita meninggal dunia itu akan menjadi cahaya bagi kita di alam kubur…aamiin…”. Beliau juga mengumumkan berita gembira bahwa pemerintah Kuwait memberikan bantuan 3 buah pesawat terbang yang bekerjasama dengan PPPA Darul Quran. Insya Allah dengan adanya pesawat itu, umat muslim tidak perlu khawatir ketika akan berangkat haji. Semoga segala urusan untuk mendapatkan pesawat itu diberikan kelancaran oleh Allah…aamiin…

Ya Allah, bersyukur sekali rasanya hari itu akhirnya bisa mengikuti acara tersebut. Mendapatkan ilmu yang bermanfaat, mendapatkan ketenangan hati dan insya Allah dapat menjadi media untuk muhasabah diri.
Semoga kelak bisa mengikuti acara2 seperti ini lagi, bisa dipertemukan dengan orang2 luar biasa yang bisa semakin mendekatkanku dengan Allah dan tentunya dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Insya Allah

*sayang gak ada dokumentasi untuk acara ini, padahal aku bawa kamera lho, tapi lupa....hehe

Rabu, 05 Juni 2013

Rindu Rasulullah

Ini adalah sepenggal puisi yang dibuat oleh Ustadz Jefry Al-Bukhori tentang kerinduannya bertemu Rasulullah SAW...

Siapakah engkau ya Muhammad....
Begitu dahsyatnya engkau berada di relung hati kami...
Seluruh para penghuni alam ini membicarakan engkau...
Jika bukan karena engkau ya Muhammad...
Semua kami tidak akan pernah mengenal Rabb kami...

Duhai Allah...
Maukah Engkau menghadirkan beliau dalam mimpi kami?
Memandang kesejukan wajahnya dalam pelukan hati...
Mendengan kemerduan suaranya memanggil Engkau...
Sebentar saja Ya Allah...

Duhai Allah...
Semoga Engkau bangkitkan kami dalam barisan yang sama bersama Rasul kami...
Ya Habibi Ya Rasulullah...
Dari yang merindukanmu...
(Ditulis oleh: Ustadz Jefry Al-Bukhori)

Puisi yang sangat luar biasa sekali, begitu besar rasa cinta beliau kepada Rasulullah. Ingin sekali rasanya memiliki rasa cinta yang begitu besar kepada Rasulullah, Kadang diri ini sering sekali melupakan beliau, malah lebih sering memikirkan hal-hal lain yang tidak penting.
Ya Allah berikanlah rasa cinta kepada Rasulullah pada hati kami...
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah pada junjungan kami, Rasulullah....
Semoga kelak Allah membangkitkan kita dalam barisan bersama Rasulullah...
Aamiin....

Jumat, 24 Mei 2013

T.E.M.A.N (5)

"Dalam hidup ini yang terpenting bukanlah banyak-banyakan teman, tapi yang lebih penting adalah siapa yang benar-benar menjadi teman"
by Dedy Corbuzier ~ Hitam Putih

Kutipan yang sangat bagus sekali, yang mengajarkan kita untuk tidak perlu berlomba2 mendapatkan teman yang banyak tapi menyia-nyiakannya. Kita diajarkan untuk memperlakukan teman yang kita miliki dengan baik dan tidak menyia-nyiakannya. Karena menurut salah satu kutipan yang juga pernah kubaca dari salah satu website, mengatakan seperti ini...

"Orang yang lemah adalah orang yang tidak bisa mencari teman, tapi masih lebih lemah orang yang memiliki teman banyak tapi menyia-nyiakannya"

Astaghfirullahaladzhim....
Semoga kita bukan termasuk orang- orang yang menyia-nyiakan teman....
Siapapun teman kita, jika dia memiliki kelebihan maka semoga bisa menutupi kekurangan kita dan jika dia memiliki kekurangan maka bisa menjadi ladang pahala bagi kita untuk saling mengingatkan agar menjadi lebih baik....

Subhanallah sekali jika ada pertemanan yang benar2 tulus seperti itu.... ^____^

Minggu, 12 Mei 2013

Muslimah


Muslimah adalah sebutan bagi seorang wanita yang beragama Islam. Seorang muslimah memiliki ciri khas sendiri yang berbeda dengan umat beragama lain. Ciri khas ini sangat jelas sekali terlihat oleh pandangan mata yaitu dari pakaian yang dikenakan tentunya. Ciri dari pakaian seorang muslimah adalah menutup aurat dari ujung kepala hingga ujung kaki, tapi masih terlihat muka dan pergelangan tangan. Pada bagian kepala biasanya ditutup dengan yang namanya kerudung, jilbab atau hijab. Walaupun banyak pendapat yang menyebutkan perbedaan makna dari ketiganya tapi intinya ketiganya sama-sama berarti menutup.

Pakaian seorang muslimah yang aku tahu seharusnya adalah tidak ketat, tidak menerawang, tidak bermewah-mewahan dan tentunya dapat menutup aurat. Tentu Islam sendiri mengatur seperti ini bukan untuk mengekang seorang wanita muslim, justru malah bertujuan untuk menjaga muslimah dari pandangan laki-laki dan tentunya rasa hormat pada seorang muslimah. Walaupun aku sendiri juga belum bisa sepenuhnya memenuhi itu semua, tapi tak ada salahnya kita berusaha untuk memenuhi itu.

Pada jaman sekarang ini sudah banyak sekali muslimah yang mengenakan jilbab, hijab atau kerudung ketika mereka melakukan aktivitas di luar rumah. Terlepas dari niat mereka memang untuk menjalankan perintah Allah, untuk memenuhi permintaan orang tua, mengikuti trend atau apapun itu, yang jelas aku bersyukur sekali karena mereka sudah ada kemauan untuk memakainya. Banyak yang suka memakai jilbab secara syar’i tapi banyak juga yang suka memakai jilbab bermodel-model atau yang biasa disebut dengan hijab. Kalau aku sih mungkin belum bisa disebut berjilbab syar’i, alhamdulilah baru sekedar berjilbab biasa saja yang menjulur menutup dada, tapi kebetulan aku tidak suka dengan jilbab bermodel-model (*bukan berarti aku tidak suka dengan orang yang memakai jilbab bermodel-model).

Di saat trend hijab atau jilbab bermodel-model, justru perhatianku jatuh pada mereka yang memakai jilbab syar’i atau yang mungkin dikenal orang2 dengan jilbab lebar. Menurutku mereka2 yang memakai jilbab syar’i itu sangat luar biasa sekali, apalagi di jaman seperti sekarang ini dimana trend mode itu sangat dijunjung tinggi. Mereka tetap percaya diri mengenakan apa yang memang disyariatkan oleh agama. Walaupun kadang banyak pandangan miring, cemooh atau ejekan dari orang yang tidak paham, tapi mereka tetap bertahan untuk menggunakannya. Karena di kalangan masyarakat image mereka mungkin lekat sekali dengan yang namanya “teroris”, tapi bagiku tidak sepantasnya kita menghakimi mereka seperti itu. Terkadang malu sekali rasanya diri ini ketika melihat mereka, karena belum bisa benar2 menjalankan syariat Islam seperti mereka. Terkadang juga ingin sekali rasanya bisa bergabung bersama mereka, karena aku tahu seperti apa mereka sebenarnya. Mereka adalah sekumpulan orang yang benar2 sangat mencintai Allah dan Rasulullah. Mereka selalu belajar bersama mengkaji ilmu agama, saling mengingatkan dan saling mencintai karena Allah.

Aku bisa mengatakan seperti ini karena aku sempat belajar agama bersama mbak2 jilbaber (*sebutan yang kuberikan untuk wanita muslim yang mengenakan jilbab syar’i) waktu di SMA. Kebetulan mbak2 itu adalah kakak kelasku yang dulunya juga ikut di ekskul SKI. Tiap minggu pasti kami ada kajian agama bersama. Biasanya kalau hari jumat ada kegiatan Keputrian khusus untuk yang putri saja, kalau hari sabtu ada kegiatan Kantin (Kajian Rutin) untuk yang putra dan putri. Senang sekali rasanya bisa mengenal dan belajar banyak pada mbak2 itu, karena aku merasa mereka dapat menyampaikan ilmu agama dengan lebih ringan dan menyenangkan. Tapi sayang kebersamaan itu tidak dapat berlangsung lama karena ada sesuatu hal yang menghalangi kami untuk dapat berkumpul bersama lagi. Sampai akhirnya akupun kuliah, rasanya rindu sekali dengan masa2 itu, rindu mengkaji ilmu agama bersama.

Ada juga satu hal yang sangat kukagumi dari para muslimah itu adalah kebersamaan dan kedekatan mereka. Mereka begitu sangat dekat sekali satu sama lain. Terkadang ingin sekali bisa mengenal dan bisa menjadi bagian dari mereka. Sepertinya mereka bisa begitu dekat, karena mereka berteman benar2 tulus karena Allah, tidak pernah ada rasa iri, buruk sangka ataupun pikiran buruk lainnya, karena hari-hari mereka hanya diisi dengan membicarakan hal2 yang bermanfaat saja.

Wallahualam….

Oki Setiana Dewi sebagai salah satu publik figur di Indonesia adalah salah satu muslimah berjilbab syar'i yang sangat kukagumi. Meskipun dia bekerja di dunia yang sangat menjunjung tinggi kecantikan fisik, tapi dia tetap percaya diri mengenakan pakaian syar'i-nya. Subhanallah.... Itu menunjukkan bahwa berpakaian sesuai syariat tidak akan menghalangi kesuksesan seseorang...


Subhanallah sekali melihat para muslimah itu…

Kelak suatu saat nanti ingin sekali bisa menjadi bagian dari mereka, setidaknya dari segi berpakaian dulu. Sambil terus berusaha mempelajari agama Islam, agar tidak hanya terlihat cantik di luar tapi juga cantik di dalam, tentu cantiknya di hadapan Allah SWT. Aamiin…

Sebelum mengakhiri tulisan ini aku ingin menyampaikan ringkasan yang kuingat dari sebuah tulisan yang kubaca dari Page di Facebook tentang berjilbab yang intinya:
“Bagi mereka yang telah berjilbab syar’i, bersyukurlah karena telah menjalankan syariat Islam. Tapi janganlah memandang mereka yang belum berjilbab syar’i dengan pandangan yang miring atau merasa dirinyalah yang lebih benar. Karena bisa saja meskipun dari segi berjilbab belum sesuai syar’i, tapi sebenarnya hati mereka justru yang lebih dekat dengan Allah. Oleh karena itu doakanlah mereka agar dapat segera menyempurnakannya dengan menggunakan jilbab yang syar’i.
Begitupun mereka yang belum berjilbab syar’i, janganlah memandang mereka yang telah berjilbab syar’i sebagai seorang yang “sok suci” (*maaf), “golongan teroris” atau orang yang tidak mengikuti mode. Karena sebenarnya mereka bukan ingin terlihat “sok suci”, tapi mereka hanya ingin menjalankan apa yang disyariatkan oleh Islam. Oleh karena itu justru kita harus mendoakan mereka agar mereka dapat tetap mempertahankan apa yang mereka yakini saat ini, tetap menggunakan jilbab yang syar’i.
Daripada mempermasalahkan yang memakai jilbab syar’i atau tidak, seharusnya kita justru mendoakan saudari2 kita sesama muslim yang belum mengenakan jilbab agar diberikan hidayah untuk segera memakai jilbab.”

Membaca tulisan itu benar2 sangat menyadarkan diri ini yang kadang berpikiran negatif dengan muslimah yang memakai jilbab bermodel-model. Tulisan ini mengajarkan kita untuk lebih bijaksana dalam menyikapi atau memandang sesuatu apapun. Bahwa janganlah menghakimi orang lain dari apa yang kita lihat saja, tapi kita harus mengenalnya lebih dalam lagi.

Semoga semua yang kita lakukan mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah SWT.
Aamiin….

Semoga Bermanfaat


*Sesungguhnya kesempurnaan hanyalah milik Allah semata ^__^

Jumat, 10 Mei 2013

T.E.M.A.N (4)

Tulisan tentang teman atau sahabat ini kusadur dari blog http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/16/bagaimanakah-memilih-teman-yang-baik/
Subhanallah sekali isinya sangat bagus dan bisa memberikan banyak ilmu
Semoga bermanfaat...



Lihatlah, Siapa Temanmu…!
Apabila engkau berada di tengah-tengah suatu kaum maka pililhlah orang-orang yang balk sebagai sahabat, dan janganlah engkau bersahabat dengan orang-orang jahat sehingga engkau akan binasa bersamanya

Wanita adalah bagian dari kehidupan manusia, sehingga dia tak akan pernah lepas dari pola interaksi dengan sesama. Terlebih dominasi perasaan yang melekat pada dirinya, membuat dia butuh teman tempat mengadu, tempat bertukar pikiran dan bermusyawarah. Berbagai problem hidup yang dialami menjadikan dia berfikir bahwa, meminta pendapat, saran dan nasehat teman adalah suatu hal yang perlu. Maka teman sangat vital bagi kehidupannya, siapa sih yang tidak butuh teman dalam hidup ini..?.
Namun wanita muslimah adalah wanita yang dipupuk dengan keimanan dan dididik dengan pola interaksi Islami. Maka pandangan Islam dalam memilih teman adalah barometernya, karena dirinya sadar, teman yang baik (shalihah) memiliki pengaruh besar dalam menjaga keistiqomahan agamanya. Selain itu teman shalihah adalah sebenar-benar teman yang akan membawa mashlahat dan manfaat. Maka dalam pergaulannya dia akan memilih teman yang baik dan shalihah, yang benar-benar memberikan kecintaan yang tulus, selalu memberi nasihat, tidak curang dan menunjukan kebaikan. Karena bergaul dengan wanita-wanita shalihah dan menjadikannya sebagai teman selalu mendatangkan manfaat dan pahala yang besar, juga akan membuka hati untuk menerima kebenaran. maka kebanyakan teman akan jadi teladan bagi temannya yang lain dalam akhlak dan tingkah lake. Seperti ungkapan “Janganlah kau tanyakan seseorang pada orangnya, tapi tanyakan pada temannya. karena setiap orang mengikuti temannya“.
Bertolak dari sinilah maka wanita muslimah senantiasa dituntut untuk dapat memilih teman, juga lingkungan pergaulan yang tak akan menambah dirinya melainkan ketakwaan dan keluhuran jiwa. Sesungguhnya Rasulullah juga telah menganjurkan untuk memilih teman yang baik (shalihah) dan berhati-hati dari teman yang jelek.
Hal ini telah dimisalkan oleh Rasulullah melalui ungkapannya:
Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya itu atau engkau menibeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harmznya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap“. (Riwayat Bukhari, kitab Buyuu’, Fathul Bari 4/323 dan Muslim kitab Albir 4/2026)
Dari petunjuk agamanya, wanita muslimah akan mengetahui bahwa teman itu ada dua macam. Pertama, teman yang shalihah, dia laksana pembawa minyak wangi yang menyebarkan aroma harum dan wewangian. Kedua teman yang jelek laksana peniup api pandai besi, orang yang disisinya akan terkena asap, percikan api atau sesak nafas, karena bau yang tak enak.
Maka alangkah bagusnya nasehat Bakr bin Abdullah Abu Zaid, ketika baliau berkata,” Hati-hatilah dari teman yang jelek …!, karena sesungguhnya tabiat itu suka meniru, dan manusia seperti serombongan burung yang mereka diberi naluri untuk meniru dengan yang lainnya.Maka hati-hatilah bergaul dengan orang yang seperti itu, karena dia akan celaka, hati- hatilah karena usaha preventif lebih mudah dari pada mengobati “.
Maka pandai-pandailah dalam memilih teman, carilah orang yang bisa membantumu untuk mencapai apa yang engkau cari . Dan bisa mendekatkan diri pada Rabbmu, bisa memberikan saran dan petunjuk untuk mencapai tujuan muliamu.
Maka perhatikanlah dengan detail teman-temanmu itu, karena teman ada bermacam-macam
1.ada teman yang bisa memberikan manfaat
2.ada teman yang bisa memberikan kesenangan (kelezatan)
3.dan ada yang bisa memberikan keutamaan.
Adapun dua jenis yang pertama itu rapuh dan mudah terputus karena terputus sebab-sebabnya. Adapun jenis ketiga, maka itulah yang dimaksud persahabatan sejati. Adanya interaksi timbal balik karena kokohnya keutamaan masing-masing keduanya. Namun jenis ini pula yang sulit dicari. (Hilyah Tholabul ‘ilmi, Bakr Abdullah Abu Zaid halarnan 47-48)
Memang tidak akan pernah lepas dari benak hati wanita muslimah yang benar-benar sadar pada saat memilih teman, bahwa manusia itu seperti barang tambang, ada kualitasnya bagus dan ada yang jelek. Demikian halnya manusia, seperti dijelaskan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam :
” Manusia itu adalah barang tambang seperti emas dan perak, yang paling baik diantara mereka pada zaman jahiliyyah adalah yang paling baik pada zaman Islam jika mereka mengerti. Dan ruh-ruh itu seperti pasukan tentara yang dikerahkan, yang saling kenal akan akrab dan yang tidak dikenal akan dijauhi ” (Riwayat Muslim)
Wanita muslimah yang jujur hanya akan sejalan dengan wanita-wanita shalihah, bertakwa dan berakhlak mulia, sehingga tidak dengan setiap orang dan sembarang orang dia berteman, tetapi dia memilih dan melihat siapa temannya. Walaupun memang, jika kita mencari atau memilih teman yang benar-benar bersih sama sekali dari aib, tentu kita tidak akan mendapatkannya. Namun, seandainya kebaikannya itu lebih banyak daripada sifat jeleknya, itu sudah mencukupi.
Maka Syaikh Ahmad bin ‘Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisi atau terkenal dengan nama Ibnu Qudamah AlMaqdisi memberikan nasehatnya juga dalam memilih teman: “Ketahuilah, bahwasannya tidak dibenarkan seseorang mengambil setiap orang jadi sahabatnya, tetapi dia harus mampu memilih kriteria-kriteria orang yang dijadikannya teman, baik dari segi sifat-sifatnya, perangai-perangainya atau lainnya yang bisa menimbulkan gairah berteman sesuai pula dengan manfaat yang bisa diperoleh dari persahabatan tersebut itu. Ada manusia yang berteman karena tendensi dunia, seperti karena harta, kedudukan atau sekedar senang melihat-lihat dan bisa ngobrol saja, tetapi itu bukan tujuan kita.
Ada pula orang yang berteman karena kepentingan Dien (agama), dalarn hal inipun ada yang karena ingin mengambil faidah dari ilmu dan amalnya, karena kemuliaannya atau karena mengharap pertolongan dalam berbagai kepentingannya. Tapi, kesimpulan dari semua itu orang yang diharapkan jadi teman hendaklah memenuhi lima kriteria berikut; Dia cerdas (berakal), berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid’ah dan tidak rakus dunia. Mengapa harus demikian ?, karena kecerdasan adalah sebagai modal utama, tak ada kabaikan jika berteman dengan orang dungu, karena terkadang ia ingin menolongmu tapi malah mencelakakanmu. Adapun orang yang berakhlak baik, itu harus. Karena terkadang orang yang cerdaspun kalau sedang marah atau dikuasai emosi, dia akan menuruti hawa nafsunya. Maka tak baik pula berteman dengan orang cerdas tetapi tidak berahlak. Sedangkan orang fasiq, dia tidak punya rasa takut kepada Allah. Dan barang siapa tidak takut pada Allah, maka kamu tidak akan aman dari tipu daya dan kedengkiannya, Dia juga tidak dapat dipercaya. Kalau ahli bid’ah jika kita bergaul dengannya dikhawatirkan kita akan terpengaruh dengan jeleknya kebid’ahannya itu. (Mukhtasor Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah hal 99).
Maka wanita muslimah yang benar-benar sadar dan mendapat pancaran sinar agama, tidak akan merasa terhina akibat bergaul dengan wanita-wanita shalihah meskipun secara lahiriyah, status sosial clan tingkat materinya tidak setingkat. Yang menjadi patokan adalah substansi kepribadiannya dan bukan penampilan dan kekayaan atau lainnya. “Pergaulan anda dengan orang mulia menjadikan anda termasuk golongan mereka, karenanya janganlah engkau mau bersahabat dengan selain mereka“.
Oleh karena itu datang petunjuk Al Qur’an yang menyerukan hal itu :
Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya dipagi dan disenja hari dengan mengharap keridhoan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” (Al-Kahfi:28)


Tulisan ini jadi mengingatkanku pada kata2 dari seseorang bahwa "Teman yang paling baik adalah yang ketika kita melihatnya saja maka kita akan selalu mengingat Allah"
Subhanallah....
semoga segera dipertemukan dengan teman yang bisa menjadi sahabatku hingga kelak tua nanti....

Aamiin....^_^

IDEALIS

Idealis...
Sifat idealis itu sebenarnya sifat apa sih atau yang seperti apa??
Apakah sifat ini sama dengan perfeksionis??
Kalau menurut salah satu blog (http://aaikhwan.wordpress.com/2012/03/30/idealis-vs-realistis/),
sikap idealis adalah sikap yang tumbuh dalam diri seseorang yang selalu ingin melakukan segala halnya secara sempurna dan benar sesuai dengan pengalaman atau kejadian yang dialaminya...

Akhir2 ini aku sangat familiar sekali dengan kata2itu...
Ya mungkin karena 2 orang dosen (pembimbing dan pengujiku) mengatakan itu kepadaku...
Tapi sebenarnya apa memang iya aku ini idealis?
Kalau perfeksionis mungkin iya, tapi sebenarnya aku cuma ingin apa yang kukerjakan itu terlihat rapi dan aku hanya ingin menampilkan sesuatu yang sederhana itu agar tampak lebih sempurna..
Tapi ya sudahlah, apapun itu, itulah pandangan orang tentangku dan aku harus menerima itu...

Ya kalau yang mengatakan itu adalah dosen, tentu ini berhubungan dengan penelitianku...
Entahlah aku harus mengatakan apa tentang penelitianku...
Yang jelas yang kulakukan sekarang hanyalah berusaha untuk mewujudkannya..
Seandainya pun nanti tak bisa diwujudkan, setidaknya aku punya sesuatu hal yang kubanggakan
Kalau orang lain yang juga melakukan penelitian, kebanggannya adalah mendapatkan data atau setidaknya hasil nyata
Tapi aq cuma punya kesabaran untuk memperjuangkan dan rasa memiliki terhadap penelitian ini 
Mungkin itu nilai lebih yang bisa kubanggakan dari penelitian ini

Keadaan ini sebenanrnya mengajarkanku nilai-nilai penting dalam kehidupan bahwa segala sesuatu yang kita inginkan itu belum tentu dapat kita miliki. Jika kita ingin memilikinya maka kita harus memperjuangkannya dengan segala cara agar kita tahu arti sebuah perjuangan dan belajar kesabaran. Jika kita sudah berjuang tapi kita tetap tidak bisa mendapatkannya itu berarti usaha kita belum cukup keras atau memang kita juga diajarkan untuk lebih bersabar ataupun apa yang kita inginkan itu diganti dengan yang lain...

Aku yakin Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuan hamba-Nya...
Tapi terkadang diri ini masih saja sering membanding-bandingkannya dengan orang lain...
Astaghfirullahhaladzhim.... :(

Aku yakin kelak Allah akan menunjukkan titik terang itu...
Jangan pernah menyerah dan putus asa, perjalanan ini masih jauh sekali..
Insya Allah semua ini akan indah pada waktunya...
Aamiin.... ^_^

Sabtu, 23 Maret 2013

Aku

Ya ini lah aku....
Aku dengan keunikanku sendiri...
Banyak orang yang bisa menerimaku apa adanya, tapi tak bisa dipungkiri banyak juga yang tidak...
Tapi ya inilah aku, aku tetap bahagia menjadi diriku sendiri...

Mungkin orang yang "hanya sedikit" mengenalku, pasti berpikir kalau aku ini orang yang sombong, gak asik, cuek, pendiam dan sebagainya. Tapi sebenarnya sama sekali bukan seperti itu, tapi lebih selektif saja dalam memilih sesuatu atau melakukan sesuatu.

Mungkin karena aku orang yang keras dan sangat kuat pendiriannya, kalau aku sudah berniat melakukan A kalau dipaksa seperti apapun untuk melakukan B aku pasti akan menolaknya. Atau kalau aku disuruh ikut acara A tapi tanggung jawab atau tugasQ belum selesai, pasti aku akan menolaknya atau mengiyakannya tapi dengan membawa serta tugasQ itu....hehehe

Menurutku hidup itu harus punya prinsip, gak bisa selamanya kita hanya jadi follower yang mudah sekali "terseret arus". Diajak kesana ayo, diajak kesini ayo, jangan2 nanti kalau diajak masuk sumur ikut juga....wkwkwk

Ya mungkin tak banyak orang yang bisa menerima sifatQ ini, tapi aq sudah yakin dengan prinsip hidupQ ini. Kalau menurutku sesuatu itu memang bermanfaat untukQ pasti aku akan memilihnya, tapi kalau menurutQ lebih banyak mudharatnya lebih baik aku tinggalkan. Atau kalau ada tanggung jawab dan tugas tentu aku akan mendahulukan itu daripada melakukan sesuatu yang lain. Lebih baik aku dianggap orang yang sombong daripada aku jadi orang yang plin plan atau gak punya pendirian....

*Ayo kita jadi pioneer, jangan hanya jadi follower

Rabu, 23 Januari 2013

Pendiam atau cerewet??

Memang hidup ini harus memilih diantara dua pilihan...
Antara yang baik dan yang buruk ataupun yang benar dan yang salah...
Seperti aku yang harus memilih untuk menjadi orang yang pendiam atau orang yang cerewet...

Sampai usia 20 tahun aku mungkin ditakdirkan untuk jadi orang yang pendiam, banyak orang yang mungkin terlihat bosan ketika bersamaku karena mungkin aku gak asik kalo diajak ngobrol....hehe
Karena ke-diam-an inilah aku jadi terbiasa melakukan segalanya sendiri, terbiasa kemana2 sendiri dan akibatnya aku jadi orang yang tidak terlalu bergantung pada orang lain...

Tapi ketika pada akhirnya seseorang menyadarkanku untuk menjadi orang yang lebih terbuka, aku mulai berubah menjadi orang yang sedikit cerewet, ceplas-ceplos en jadi suka ngobrol. Bahkan sampe ada temenku yang bilang kalo sekarang ini aku sudah berubah gak seperti dulu lagi. Mungkin ada yang menganggap perubahanku ini positif dan mungkin ada juga yang menganggapnya negatif. Tapi menurutku perubahan ini adalah perubahan yang positif. Karena semenjak aku menjadi orang yang cukup cerewet, aku jadi lebih berani untuk mengungkapkan pendapatku, aku bisa punya semakin banyak teman, jadi bisa dikenal en mengenal banyak orang, baik yang seumur, lebih muda atau lebih tua, dan yang pasti sekarang aku jadi tidak sering sendiri lagi...

Aku jadi seneng banget cerita sama orang lain, cerita apapun itu, bahkan hal sekecil apapun...
Tapi kenapa akhir2 ini aku merasa ketika aku bercerita kepada teman yang seumuran koq kurang dapat respon ya?? Atau bahkan mungkin hanya didengarkan dan cuek saja tanpa menanggapi apapun ataupun malah ditinggal.....hehe
Apa mungkin aku sudah mulai membosankan seperti dulu lagi ya??
Tapi terasa beda sekali ketika aku bercerita dengan yang lebih muda atau lebih tua dariku, menurutku mereka jauh lebih menyenangkan dan lebih bisa menjadi pendengar yang baik..
Di saat aku sendiri merekalah yang tiba2 datang dan menemani aku...
Tapi ya memang aku belum pernah benar2 mendapatkan teman2 yang bisa menjadi sahabat untukku, yang selalu ada di saat suka maupun duka

Mungkin karena aku mulai belajar untuk menjadi orang yang cerewet dan mulai terbiasa dengan adanya teman disampingku, akhirnya di saat aku sendiri lagi, rasanya sedih banget...
Kalo boleh milih mungkin lebih enak jadi aku yang pendiam kaya dulu, yang terbiasa sendiri dan gak bergantung sama orang lain, jadinya gak akan sedih meskipun aku sendiri....hehe
Mungkin memang harus membiasakan diri lagi dengan kesendirian ini, toh nanti ketika menuju alam akhirat aku juga akan sendiri lagi...
Aku harus tetap tersenyum meskipun dalam hati ini rasanya sedih sekali, harus belajar untuk lebih dewasa... 
Tapi aku yakin meskipun tak ada teman disampingku, masih ada Allah yang akan selalu bersamaku....

Yah sekali lagi hidup adalah pilihan...
Pilihan apapun itu yang kita ambil pasti ada hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik..
Seperti halnya untuk memilih jadi orang yang pendiam atau orang yang cerewet...
^____^