16082014
Tepatnya jatuh pada hari Sabtu
dan merupakan satu hari sebelum hari kemerdekaan Indonesia. Hari yang sudah
sangat kunanti-nantikan semenjak satu tahun yang lalu. Salah satu hari yang
berharga dalam hidupku karena bisa memberikan satu kebanggaan lagi untuk kedua
orangtua. Hari ini adalah hari dimana aku melaksanakan wisuda untuk yang kedua
kalinya, wisuda untuk mendapatkan gelar Magister Sains.
Jika dirunut kembali ke belakang
mulai dari awal akan mengambil kuliah S2 ini, rasanya sama sekali tidak
menyangka bisa melewatinya walaupun banyak hambatan. Jika ingat dulu dapat
tawaran beasiswa Fasttrack, benar2 luar biasa aku menolaknya, karena dalam
benakku sama sekali tidak ada keinginan untuk S2. Keinginanku setelah lulus
kuliah hanyalah bekerja di perusahaan seperti apa yang kucita-citakan. Akhirnya
aku mantap untuk menolak beasiswa ini dan dengan ikhlas kuberikan saja pada
temanku yang lebih menginginkannya. Tapi apalah daya, sekeras apapun aku
menolaknya dan segigih apapun usahaku untuk menggagalkan beasiswa ini, tetap
saja namaku tercantum dalam daftar penerima beasiswa di dalam surat keputusan
dari DIKTI. Tapi tak dipungkiri rasa galau terus saja membayangi diriku. Curhat
ke beberapa teman belum juga dapat solusi, cerita ke orang tua, mereka
menyerahkan semuanya padaku walaupun mereka sangat berharap aku bisa menerima
beasiswa itu. Sampai akhirnya aku pun curhat kepada kakakku dan jawaban dari
kakakku inilah yang akhirnya membuat hatiku luluh untuk bisa menerima beasiswa
ini. Sms dari kakakku waktu itu kira2 isinya begini “kalo menurut saranku
mendingan kamu ambil saja beasiswa itu. Coba deh kamu pikir di luar sana itu
masih banyak orang yang pengen kuliah S2 tapi gak ada biaya, sedangkan kamu
beruntung punya kesempatan untuk kuliah S2 masa’ kamu tolak. Toh kalo kamu
belajar lagi juga gak ada salahnya, itung2 kamu berjihad di jalan Allah.Soalnya
salah satu jihad di jalan Allah itu adalah dengan menuntut ilmu”. Subhanallah
benar2 nasehat dari kakakku ini langsung membuatku menangis, merasa seperti
orang yang tidak punya rasa syukur. Akhirnya kuputuskan kuambil saja beasiswa
ini dengan niat ingin berjihad di jalan Allah dan ingin memberikan kebanggaan
bagi orangtua.
Satu
tahun menjalani kuliah S2 Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, ya walaupun
tidak dapat dipungkiri terkadang masih ada hambatan. Semester berikutnya adalah
semester terakhir yang harus bisa kuselesaikan tepat dalam waktu 6 bulan,
karena jika tidak untuk semester berikutnya aku harus bayar sendiri. Semester
terakhir ini dimulai dari bulan Januari 2013. Aku mengawali penelitianku tentang
deposisi lapisan tipis dengan sangat bersemangat. Sebulan berlalu, 2 bulan
berlalu, 3 bulan berlalu sampailah pada saat dimana aku harus ujian proposal,
tapi sama sekali belum ada data yang kudapatkan. Bingung, sumpek, sedih, galau,
semuanya campur aduk jadi satu, karena melihat penelitian teman-teman semuanya
lancar.Sampai akhirnya bertemulah dengan bu Diah, beliau mengajakku berdiskusi
tentang penelitianku. Awal obrolan semua baik-baik saja, tapi tiba-tiba nada
bicara beliau mulai meninggi tapi bukan marah padaku. Beliau mencoba membuka
pikiranku yang mulai putus asa ini, beliau memberiku semangat dan berjanji
membantuku untuk meluruskan pola pikir pembimbingku, rasanya pengen nangis saat
itu, tapi gak mungkin karena kita ngobrol saat praktikum KF di ruang asisten
kimia fisik. Luar biasa sekali, setelah obrolan itu di rumah kutumpahkan semua
air mata, rasanya udah gak bisa ditahan lagi. Tapi dari situ rasanya semangat
itu kembali lagi.Alhamdulillah ujian proposal bisa kulalui dengan sangat lancar
dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai 1 jam karena semua penguji harus
buru-buru.
Selesai
ujian proposal, aku kembali lagi mencoba dan terus mencoba supaya penelitianku
ini dapat terwujud, tapi entah kenapa rasanya sulit sekali. Dari bahan utama
yang sulit larut dalam pelarut apapun sampai metode untuk melakukan deposisinya
yang juga masih belum tahu. Berusaha terus berkonsultasi dengan pembimbing dan
setiap saran beliau-beliau itu kucoba tetap saja masih tidak bisa. Sampai
akhirnya waktu hanya tinggal 2 bulan sebelum seminar hasil, masih juga belum
menemukan titik terang. Aku pun mencoba konsultasi dengan pembimbing 1, tapi
beliau sendiri juga tidak bisa memberikan solusi malah beliau memintaku untuk
coba memikirkan kalau seandainya nanti tidak mendapatkan data maka apa yang
akan kubahas, pun pembimbing 2 juga mengatakan begitu. Rasanya diri ini yang
sedang semangat-semangatnya dijatuhkan begitu saja dan disuruh
menyerah.Lagi-lagi aku harus menangis karena ini. Tapi dari sini aku ingin
membuktikan kalau penelitian ini pasti akan ada hasilnya. Aku terus mencoba
hingga sampai di bulan Juni, di saat teman-teman sudah mulai menulis hasil dan
pembahasan aku masih terus mencoba mewujudkan penelitian ini.Aku pun terus
berkonsultasi dengan kedua pembimbing dan aku harus siap dengan segala
kemungkinan solusi yang mereka berikan. Sampai pernah aku berniat untuk
berangkat ke Solo untuk penelitian di UNS, padahal waktu sudah sangat mepet
sebenarnya. Tapi pembimbing 2 ku terus memberiku semangat dan menyuruhku untuk
terus mencoba saran-saran yang beliau berikan. Aku masih ingat pada saat itu
aku berkonsultasi dengan wajah yang muram dan sedih, ternyata beliau
memperhatikanku dan beliau bilang padaku “sudah dhes, ndak usah sedih, yakinlah
kalau Allah itu tidak tidur, Allah itu tahu atas ikhtiar yang dilakukan
hamba-Nya, kalau kamu punya semangat untuk terus ikhtiar pasti Allah akan
memberikan jalan, pokoknya harus yakin, wis semangat…”. Subhanallah ibu
pembimbingku satu ini benar2 membuatku terharu… T_T
Setelah
diskusi waktu itu, kata2 beliau selalu kuingat dalam pikiranku. Tiap saran yang
beliau suruh kucoba terus, walaupun harus bekerja di lab sendiri sedangkan
teman-teman sudah mulai sibuk menulis naskah. Mulai pagi hingga sore kulakukan
dengan penuh semangat. Hingga akhirnya titik terang itu mulai terlihat dan
Subhanallah akhirnya bisa terukur juga. Kuceritakan kabar gembira itu pada ibu
pembimbingku dan beliau pun ikut senang mendengarnya. Beliau bilang “wis ya
dhes, udah bisa senyum kan sekarang, udah sekarang kamu lanjutkan penelitianmu
lagi”. Satu minggu terakhir di bulan Juni Alhamdulillah bisa kuselesaikan
penelitianku dengan sangat lancar. Mulai dari membuat suspensi, mendeposisi
lapisan tipis, mengukur resistensi, mengamati dengan mikroskop, SEM dan XRD,
semua bisa kulakukan hanya dalam waktu seminggu. Selesai penelitian ini, esok
harinya Nisyak mengajakku ke rumahnya di Mojokerto untuk menemani Bu
Elvina. Alhamdulillah setelah sibuk berkutat dengan penelitian ada yang mengajak
refreshing, kuterima sajalah tawaran
itu meskipun naskah belum juga kusentuh.
Minggu
di awal bulan Juli kuselesaikan hasil dan pembahasannya. Begitu aku sudah siap
untuk seminar hasil, ternyata hambatan itu ada lagi. Pembimbing 1 ku harus pergi
ke Taiwan menguji mahasiswa S2 double
degree selama 1 minggu. Kebingungan melanda lagi, tapi Alhamdulillah ada
solusi. Sehari setelah beliau pulang kami akan segera seminar hasil.
Alhamdulillah seminar hasil pun berjalan lancar, sebagian besar pertanyaan dari
pembimbing dan penguji bisa kujawab. Selesai seminar hasil, waktunya pembagian
jadwal untuk ujian kompre. Pada saat pembagian jadwal itu aku kebagian ujian
pada tanggal 1 Agustus 2013. Kupersiapkan semuanya dengan benar2 agar nanti
waktu ujian semuanya lancar. Tapi lagi-lagi ada sesuatu yang membuat jadi
bingung lagi. Tiba-tiba hari itu Nisyak sms padaku bilang kalau tanggal 1
Agustus ada beberapa dosen yang diundang untuk pertemuan dengan rektor mulai pagi.
Aku pun jadi sangat panik, jadwal sudah tidak mungkin diundur karena akan
liburan hari raya dan akhir semester. Ternyata semua dosen pembimbing dan
penguji mendapat undangan itu, akhirnya aku harus menemui mereka satu per satu
dan Alhamdulillah semuanya memutuskan untuk tetap mengujiku karena sudah
dijadwalkan lebih dulu. Ujian kompre pada tanggal 1 Agustus 2013 kulalui dengan
sangat lancar, meskipun ada beberapa pertanyaan yang tak bisa kujawab tapi Alhamdulillah
di ruangan ujian sama sekali tidak ada ketegangan justru malah ketawa2 aja sama
dosennya. Hampir 2 jam aku di dalam ruang ujian dan akhirnya aku dinyatakan
lulus. Lega rasanya bisa menyelesaikan ini semua walaupun dengan banyak
hambatan.
Tapi
kelegaan itu masih harus tertunda lagi karena jurnal yang kumasukkan ke Jurnal
Makara UI harus ditolak karena bahasa Inggrisnya yang masih kacau. Butuh waktu 1
bulan untuk menunggu penolakan itu. Setelah diskusi dengan kedua pembimbing,
akhirnya mereka menyarankan untuk submit
di jurnal kampus saja. Sebelum disubmit
jurnalku masih harus direvisi beberapa kali lagi. Hampir tiap hari aku masih
harus ke kampus, padahal teman2ku sudah jarang ke kampus dan mulai mencari-cari
pekerjaan. Kira-kira butuh waktu 1 bulan untuk revisi dari kedua pembimbing,
hingga akhirnya tanggal 2 Desember 2013 jurnalku pun ku submit. Menunggu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan masih juga
belum ada tanda2 jurnalku akan dipublikasi. Sudah beberapa kali bertanya pada
editor tapi jawabannya selalu masih dikoreksi bagian ini, bagian itu, tapi aku
sama sekali tidak pernah menerima hasil koreksi untuk diperbaiki. Satu per satu
jurnal teman-temanku yang lain sudah dipublikasi dan akhirnya aku pun harus
ditinggalkan wisuda lebih dulu. Sedih sebenarnya karena dulu ketika lulus
mereka pernah berjanji untuk bisa wisuda bersama, tapi ya lagi-lagi aku tidak
bisa mendulukan egoku untuk kepentinganku. Mereka pasti juga ingin segera wisuda
supaya bisa segera mencari kerja, jadi ya kurelakan saja mereka wisuda lebih
dulu dan hanya menyisakan 3 orang termasuk aku. Hingga akhirnya setelah
mengupayakan segala cara, Alhamdulillah bulan April jurnalku sudah
dipublikasikan (belakangan aku baru tahu bagaimana perjuangan pembimbingku
membantuku agar jurnalku segera dipublikasikan, padahal aku sempat berpikiran
negatif pada beliau).
Setelah
jurnal dipublikasikan akhirnya aku bisa mendaftar wisuda. Alhamdulillah
ternyata yang akan wisuda pada periode itu banyak yang dari jurusan kimia.
Lama… sekali menunggu untuk pengumuman pelaksanaan wisuda, hingga akhirnya
diumumkan wisuda periode 7 adalah tanggal 31 Mei 2014. Senang sekali rasanya
aku akan segera wisuda, sudah tidak sabar rasanya menanti hari itu. Tapi apalah
daya, manusia hanya bisa berencana tetap saja Allah yang menentukan.Sehari
sebelum aku wisuda atau seharusnya hari itu aku mengikuti gladi bersih ternyata
aku jatuh sakit dan harus opname di rumah sakit. Sebenarnya ada rasa kecewa
karena tidak bisa wisuda bersama teman2, tapi ya sudahlah tidak mungkin
dipaksakan karena kondisiku yang sudah sangat lemah.8 hari aku dirawat di rumah
sakit, dan baru diijinkan pulang hari jumat tanggal 6 Juni 2014.
Akhirnya
tanggal 14 Juli aku bisa mendaftar wisuda untuk periode 8 dan pelaksanaannya
tanggal 16 Agustus. Aku satu-satunya wisudawan dari jurusan kimia, kukira aku
juga satu-satunya wisudawan pascasarjana, ternyata saat gladi bersih aku baru
tahu kalau ada barengan dari jurusan statistika dan biologi. Beberapa hari
sebelum wisuda aku beritahu dia dan beberapa teman, ternyata Alhamdulillah
mereka bisa datang. Aku tanya dia akan datang saat aku di fakultas atau di
sakri, ternyata dia bilang akan datang dari pagi dan menungguku sampai siang.
Senang sekali rasanya tapi merasa gak enak juga karena jadi ngerepotin.
Pada
saat hari H, dia emang bener2 datang pagi. Sebelum masuk gedung orangtuaku
menyuruhku berfoto bersama dia. Mungkin memang ada sedikit rasa sedih karena
harus wisuda sendiri, tapi ada kebahagiaan lain yang kurasakan dan mungkin juga
dirasakan kedua orangtuaku karena kehadirannya. Dia menemaniku sampai di depan
gedung dan kita berpisah disitu. Kita bertemu lagi setelah acara selesai di fakultas.Dia
bersama dengan teman2ku juga. Lalu dia memberiku bunga, lagi2 dia lucu banget
waktu ngasiin bunga itu, jadi teringat 2 tahun yang lalu… ^_^. Teman2ku juga
memberiku bunga, memang gak banyak yang datang tapi setidaknya ada dia dan
mereka sudah senang sekali rasanya. Alhamdulillah aku sangat bersyukur pada
Allah karena Allah mengabulkan doaku yang dulu kupanjatkan ketika wisuda S1
agar dia dan mereka datang di wisudaku yang ke-2 dan ternyata mereka datang…^_^
Akhirnya
sekarang aku sudah benar2 bernafas lega. Segala urusan yang berhubungan dengan
kuliah sudah kuselesaikan dengan penuh perjuangan, penuh air mata dan banyak
pelajaran. Yang pasti pelajaran yang bisa diambil adalah sabar, jangan pernah
menyerah sebelum berjuang, jangan berpikiran sempit, selalu berpikiran positif
karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya, ikhlas dan harus selalu semangat. Rasa
syukur rasanya tak pernah cukup selalu kupanjatkan kepada Allah karena atas
pertolongan-Nya lah aku bisa melalui semua ini walaupun harus jatuh bangun. Bersyukur
juga karena dipertemukan dengan orang-orang luar biasa yang selalu memberikanku
semangat dan motivasi untuk bisa menyelesaikan kuliah S2. Pengalaman yang sangat
luar biasa yang InsyaAllah akan selalu kuingat…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar