Rabu, 10 September 2014

16082014



16082014
Tepatnya jatuh pada hari Sabtu dan merupakan satu hari sebelum hari kemerdekaan Indonesia. Hari yang sudah sangat kunanti-nantikan semenjak satu tahun yang lalu. Salah satu hari yang berharga dalam hidupku karena bisa memberikan satu kebanggaan lagi untuk kedua orangtua. Hari ini adalah hari dimana aku melaksanakan wisuda untuk yang kedua kalinya, wisuda untuk mendapatkan gelar Magister Sains.

Jika dirunut kembali ke belakang mulai dari awal akan mengambil kuliah S2 ini, rasanya sama sekali tidak menyangka bisa melewatinya walaupun banyak hambatan. Jika ingat dulu dapat tawaran beasiswa Fasttrack, benar2 luar biasa aku menolaknya, karena dalam benakku sama sekali tidak ada keinginan untuk S2. Keinginanku setelah lulus kuliah hanyalah bekerja di perusahaan seperti apa yang kucita-citakan. Akhirnya aku mantap untuk menolak beasiswa ini dan dengan ikhlas kuberikan saja pada temanku yang lebih menginginkannya. Tapi apalah daya, sekeras apapun aku menolaknya dan segigih apapun usahaku untuk menggagalkan beasiswa ini, tetap saja namaku tercantum dalam daftar penerima beasiswa di dalam surat keputusan dari DIKTI. Tapi tak dipungkiri rasa galau terus saja membayangi diriku. Curhat ke beberapa teman belum juga dapat solusi, cerita ke orang tua, mereka menyerahkan semuanya padaku walaupun mereka sangat berharap aku bisa menerima beasiswa itu. Sampai akhirnya aku pun curhat kepada kakakku dan jawaban dari kakakku inilah yang akhirnya membuat hatiku luluh untuk bisa menerima beasiswa ini. Sms dari kakakku waktu itu kira2 isinya begini “kalo menurut saranku mendingan kamu ambil saja beasiswa itu. Coba deh kamu pikir di luar sana itu masih banyak orang yang pengen kuliah S2 tapi gak ada biaya, sedangkan kamu beruntung punya kesempatan untuk kuliah S2 masa’ kamu tolak. Toh kalo kamu belajar lagi juga gak ada salahnya, itung2 kamu berjihad di jalan Allah.Soalnya salah satu jihad di jalan Allah itu adalah dengan menuntut ilmu”. Subhanallah benar2 nasehat dari kakakku ini langsung membuatku menangis, merasa seperti orang yang tidak punya rasa syukur. Akhirnya kuputuskan kuambil saja beasiswa ini dengan niat ingin berjihad di jalan Allah dan ingin memberikan kebanggaan bagi orangtua.
Satu tahun menjalani kuliah S2 Alhamdulillah semuanya berjalan lancar, ya walaupun tidak dapat dipungkiri terkadang masih ada hambatan. Semester berikutnya adalah semester terakhir yang harus bisa kuselesaikan tepat dalam waktu 6 bulan, karena jika tidak untuk semester berikutnya aku harus bayar sendiri. Semester terakhir ini dimulai dari bulan Januari 2013. Aku mengawali penelitianku tentang deposisi lapisan tipis dengan sangat bersemangat. Sebulan berlalu, 2 bulan berlalu, 3 bulan berlalu sampailah pada saat dimana aku harus ujian proposal, tapi sama sekali belum ada data yang kudapatkan. Bingung, sumpek, sedih, galau, semuanya campur aduk jadi satu, karena melihat penelitian teman-teman semuanya lancar.Sampai akhirnya bertemulah dengan bu Diah, beliau mengajakku berdiskusi tentang penelitianku. Awal obrolan semua baik-baik saja, tapi tiba-tiba nada bicara beliau mulai meninggi tapi bukan marah padaku. Beliau mencoba membuka pikiranku yang mulai putus asa ini, beliau memberiku semangat dan berjanji membantuku untuk meluruskan pola pikir pembimbingku, rasanya pengen nangis saat itu, tapi gak mungkin karena kita ngobrol saat praktikum KF di ruang asisten kimia fisik. Luar biasa sekali, setelah obrolan itu di rumah kutumpahkan semua air mata, rasanya udah gak bisa ditahan lagi. Tapi dari situ rasanya semangat itu kembali lagi.Alhamdulillah ujian proposal bisa kulalui dengan sangat lancar dalam waktu yang sangat singkat, tidak sampai 1 jam karena semua penguji harus buru-buru.
Selesai ujian proposal, aku kembali lagi mencoba dan terus mencoba supaya penelitianku ini dapat terwujud, tapi entah kenapa rasanya sulit sekali. Dari bahan utama yang sulit larut dalam pelarut apapun sampai metode untuk melakukan deposisinya yang juga masih belum tahu. Berusaha terus berkonsultasi dengan pembimbing dan setiap saran beliau-beliau itu kucoba tetap saja masih tidak bisa. Sampai akhirnya waktu hanya tinggal 2 bulan sebelum seminar hasil, masih juga belum menemukan titik terang. Aku pun mencoba konsultasi dengan pembimbing 1, tapi beliau sendiri juga tidak bisa memberikan solusi malah beliau memintaku untuk coba memikirkan kalau seandainya nanti tidak mendapatkan data maka apa yang akan kubahas, pun pembimbing 2 juga mengatakan begitu. Rasanya diri ini yang sedang semangat-semangatnya dijatuhkan begitu saja dan disuruh menyerah.Lagi-lagi aku harus menangis karena ini. Tapi dari sini aku ingin membuktikan kalau penelitian ini pasti akan ada hasilnya. Aku terus mencoba hingga sampai di bulan Juni, di saat teman-teman sudah mulai menulis hasil dan pembahasan aku masih terus mencoba mewujudkan penelitian ini.Aku pun terus berkonsultasi dengan kedua pembimbing dan aku harus siap dengan segala kemungkinan solusi yang mereka berikan. Sampai pernah aku berniat untuk berangkat ke Solo untuk penelitian di UNS, padahal waktu sudah sangat mepet sebenarnya. Tapi pembimbing 2 ku terus memberiku semangat dan menyuruhku untuk terus mencoba saran-saran yang beliau berikan. Aku masih ingat pada saat itu aku berkonsultasi dengan wajah yang muram dan sedih, ternyata beliau memperhatikanku dan beliau bilang padaku “sudah dhes, ndak usah sedih, yakinlah kalau Allah itu tidak tidur, Allah itu tahu atas ikhtiar yang dilakukan hamba-Nya, kalau kamu punya semangat untuk terus ikhtiar pasti Allah akan memberikan jalan, pokoknya harus yakin, wis semangat…”. Subhanallah ibu pembimbingku satu ini benar2 membuatku terharu… T_T
Setelah diskusi waktu itu, kata2 beliau selalu kuingat dalam pikiranku. Tiap saran yang beliau suruh kucoba terus, walaupun harus bekerja di lab sendiri sedangkan teman-teman sudah mulai sibuk menulis naskah. Mulai pagi hingga sore kulakukan dengan penuh semangat. Hingga akhirnya titik terang itu mulai terlihat dan Subhanallah akhirnya bisa terukur juga. Kuceritakan kabar gembira itu pada ibu pembimbingku dan beliau pun ikut senang mendengarnya. Beliau bilang “wis ya dhes, udah bisa senyum kan sekarang, udah sekarang kamu lanjutkan penelitianmu lagi”. Satu minggu terakhir di bulan Juni Alhamdulillah bisa kuselesaikan penelitianku dengan sangat lancar. Mulai dari membuat suspensi, mendeposisi lapisan tipis, mengukur resistensi, mengamati dengan mikroskop, SEM dan XRD, semua bisa kulakukan hanya dalam waktu seminggu. Selesai penelitian ini, esok harinya Nisyak mengajakku ke rumahnya di Mojokerto untuk menemani Bu Elvina. Alhamdulillah setelah sibuk berkutat dengan penelitian ada yang mengajak refreshing, kuterima sajalah tawaran itu meskipun naskah belum juga kusentuh.
Minggu di awal bulan Juli kuselesaikan hasil dan pembahasannya. Begitu aku sudah siap untuk seminar hasil, ternyata hambatan itu ada lagi. Pembimbing 1 ku harus pergi ke Taiwan menguji mahasiswa S2 double degree selama 1 minggu. Kebingungan melanda lagi, tapi Alhamdulillah ada solusi. Sehari setelah beliau pulang kami akan segera seminar hasil. Alhamdulillah seminar hasil pun berjalan lancar, sebagian besar pertanyaan dari pembimbing dan penguji bisa kujawab. Selesai seminar hasil, waktunya pembagian jadwal untuk ujian kompre. Pada saat pembagian jadwal itu aku kebagian ujian pada tanggal 1 Agustus 2013. Kupersiapkan semuanya dengan benar2 agar nanti waktu ujian semuanya lancar. Tapi lagi-lagi ada sesuatu yang membuat jadi bingung lagi. Tiba-tiba hari itu Nisyak sms padaku bilang kalau tanggal 1 Agustus ada beberapa dosen yang diundang untuk pertemuan dengan rektor mulai pagi. Aku pun jadi sangat panik, jadwal sudah tidak mungkin diundur karena akan liburan hari raya dan akhir semester. Ternyata semua dosen pembimbing dan penguji mendapat undangan itu, akhirnya aku harus menemui mereka satu per satu dan Alhamdulillah semuanya memutuskan untuk tetap mengujiku karena sudah dijadwalkan lebih dulu. Ujian kompre pada tanggal 1 Agustus 2013 kulalui dengan sangat lancar, meskipun ada beberapa pertanyaan yang tak bisa kujawab tapi Alhamdulillah di ruangan ujian sama sekali tidak ada ketegangan justru malah ketawa2 aja sama dosennya. Hampir 2 jam aku di dalam ruang ujian dan akhirnya aku dinyatakan lulus. Lega rasanya bisa menyelesaikan ini semua walaupun dengan banyak hambatan.
Tapi kelegaan itu masih harus tertunda lagi karena jurnal yang kumasukkan ke Jurnal Makara UI harus ditolak karena bahasa Inggrisnya yang masih kacau. Butuh waktu 1 bulan untuk menunggu penolakan itu. Setelah diskusi dengan kedua pembimbing, akhirnya mereka menyarankan untuk submit di jurnal kampus saja. Sebelum disubmit jurnalku masih harus direvisi beberapa kali lagi. Hampir tiap hari aku masih harus ke kampus, padahal teman2ku sudah jarang ke kampus dan mulai mencari-cari pekerjaan. Kira-kira butuh waktu 1 bulan untuk revisi dari kedua pembimbing, hingga akhirnya tanggal 2 Desember 2013 jurnalku pun ku submit. Menunggu 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan masih juga belum ada tanda2 jurnalku akan dipublikasi. Sudah beberapa kali bertanya pada editor tapi jawabannya selalu masih dikoreksi bagian ini, bagian itu, tapi aku sama sekali tidak pernah menerima hasil koreksi untuk diperbaiki. Satu per satu jurnal teman-temanku yang lain sudah dipublikasi dan akhirnya aku pun harus ditinggalkan wisuda lebih dulu. Sedih sebenarnya karena dulu ketika lulus mereka pernah berjanji untuk bisa wisuda bersama, tapi ya lagi-lagi aku tidak bisa mendulukan egoku untuk kepentinganku. Mereka pasti juga ingin segera wisuda supaya bisa segera mencari kerja, jadi ya kurelakan saja mereka wisuda lebih dulu dan hanya menyisakan 3 orang termasuk aku. Hingga akhirnya setelah mengupayakan segala cara, Alhamdulillah bulan April jurnalku sudah dipublikasikan (belakangan aku baru tahu bagaimana perjuangan pembimbingku membantuku agar jurnalku segera dipublikasikan, padahal aku sempat berpikiran negatif pada beliau).
Setelah jurnal dipublikasikan akhirnya aku bisa mendaftar wisuda. Alhamdulillah ternyata yang akan wisuda pada periode itu banyak yang dari jurusan kimia. Lama… sekali menunggu untuk pengumuman pelaksanaan wisuda, hingga akhirnya diumumkan wisuda periode 7 adalah tanggal 31 Mei 2014. Senang sekali rasanya aku akan segera wisuda, sudah tidak sabar rasanya menanti hari itu. Tapi apalah daya, manusia hanya bisa berencana tetap saja Allah yang menentukan.Sehari sebelum aku wisuda atau seharusnya hari itu aku mengikuti gladi bersih ternyata aku jatuh sakit dan harus opname di rumah sakit. Sebenarnya ada rasa kecewa karena tidak bisa wisuda bersama teman2, tapi ya sudahlah tidak mungkin dipaksakan karena kondisiku yang sudah sangat lemah.8 hari aku dirawat di rumah sakit, dan baru diijinkan pulang hari jumat tanggal 6 Juni 2014.
Akhirnya tanggal 14 Juli aku bisa mendaftar wisuda untuk periode 8 dan pelaksanaannya tanggal 16 Agustus. Aku satu-satunya wisudawan dari jurusan kimia, kukira aku juga satu-satunya wisudawan pascasarjana, ternyata saat gladi bersih aku baru tahu kalau ada barengan dari jurusan statistika dan biologi.  Beberapa hari sebelum wisuda aku beritahu dia dan beberapa teman, ternyata Alhamdulillah mereka bisa datang. Aku tanya dia akan datang saat aku di fakultas atau di sakri, ternyata dia bilang akan datang dari pagi dan menungguku sampai siang. Senang sekali rasanya tapi merasa gak enak juga karena jadi ngerepotin.
Pada saat hari H, dia emang bener2 datang pagi. Sebelum masuk gedung orangtuaku menyuruhku berfoto bersama dia. Mungkin memang ada sedikit rasa sedih karena harus wisuda sendiri, tapi ada kebahagiaan lain yang kurasakan dan mungkin juga dirasakan kedua orangtuaku karena kehadirannya. Dia menemaniku sampai di depan gedung dan kita berpisah disitu. Kita bertemu lagi setelah acara selesai di fakultas.Dia bersama dengan teman2ku juga. Lalu dia memberiku bunga, lagi2 dia lucu banget waktu ngasiin bunga itu, jadi teringat 2 tahun yang lalu… ^_^. Teman2ku juga memberiku bunga, memang gak banyak yang datang tapi setidaknya ada dia dan mereka sudah senang sekali rasanya. Alhamdulillah aku sangat bersyukur pada Allah karena Allah mengabulkan doaku yang dulu kupanjatkan ketika wisuda S1 agar dia dan mereka datang di wisudaku yang ke-2 dan ternyata mereka datang…^_^


Akhirnya sekarang aku sudah benar2 bernafas lega. Segala urusan yang berhubungan dengan kuliah sudah kuselesaikan dengan penuh perjuangan, penuh air mata dan banyak pelajaran. Yang pasti pelajaran yang bisa diambil adalah sabar, jangan pernah menyerah sebelum berjuang, jangan berpikiran sempit, selalu berpikiran positif karena Allah sesuai prasangka hamba-Nya, ikhlas dan harus selalu semangat. Rasa syukur rasanya tak pernah cukup selalu kupanjatkan kepada Allah karena atas pertolongan-Nya lah aku bisa melalui semua ini walaupun harus jatuh bangun. Bersyukur juga karena dipertemukan dengan orang-orang luar biasa yang selalu memberikanku semangat dan motivasi untuk bisa menyelesaikan kuliah S2. Pengalaman yang sangat luar biasa yang InsyaAllah akan selalu kuingat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar