Jumat, 07 Desember 2012

RANAH 3 WARNA


Ranah 3 Warna adalah novel kedua dari trilogi karangan Ahmad Fuadi, setelah novel pertamanya Negeri 5 Menara
Padahal novel pertamanya aja aq belum baca, aq langsung baca novel keduanya, soalnya aq udah liat filmnya yang Negeri 5 Menara…..hehe

Novel ini bercerita tentang perjalanan Alif (tokoh utama) untuk mewujudkan impiannya hingga ke luar negeri
Setelah Alif lulus dari Pondok Madani, dia berniat untuk melanjutkan kuliah di universitas, tapi sayangnya karena dia berasal dari pesantren sehingga dia harus ikut ujian penyetaraan dulu supaya bisa dapat ijazah SMA yang diakui. Perjuangan yang sangat keras dia lakukan demi mendapatkan ijazah itu dan tentunya perjuangan itu tidak sia2 walaupun dia mendapat nilai yang tidak cukup memuaskan. Perjuangan tetap berlanjut untuk ujian masuk perguruan tinggi negeri yang dia impikan di Bandung. Akhirnya dia diterima di Universitas Padjajaran jurusan Hubungan Internasional. Tentu kebahagiaan yang tidak terkira, karena dia bisa membuktikan kepada orang2 yang mungkin selama ini meremehkan kemampuannya.

Masa kuliah pun dimulai, dengan berbekal uang secukupnya dari orang tuanya dia berangkat dari Padang menuju ke Bandung. Di Bandung dia tinggal bersama Randai, sahabatnya di Padang yang kuliah di ITB. Awal kuliah dia mencoba untuk menyalurkan kembali hobinya dulu yaitu menulis dengan ikut menjadi anggota redaksi majalah kampus. Dia benar2 berjuang pontang panting demi bisa belajar dengan seorang senior yang sudah sangat advance dan punya banyak pengalaman. Perjuangannya itu tidak sia-sia hingga dia bisa mengirimkan tulisannya ke koran harian di kota itu. Selain kegiatan menulisnya tentunya dia juga tetap menjalani kuliah dengan rajin.
Di tengah kegigihannya menjalani itu semua, ternyata dia harus pulang kembali ke Padang karena ayahnya sakit. Dan setelah beberapa hari dia menjaga ayahnya, akhirnya ayahnya pun meninggal dunia. Tentu pukulan yang sangat berat baginya, yang sedang berjuang untuk menyelesaikan kuliahnya di Bandung. Tapi dia tidak berputus asa, dengan tekad yang kuat dia kembali ke kota perantauan untuk melanjutkan impiannya menjadi sarjana. Karena ayanhya sudah meninggal, tentu tulang punggung keluarga yang akan mengiriminya uang sudah tidak ada lagi. Walaupun ibunya bekerja, tentu tidak akan cukup untuk menmbiayainya dan juga kedua adiknya yang juga masih sekolah. Akhirnya dia pun bertekad untuk hidup mandiri dan tidak akan merepotkan ibunya, bahkan dia ingin bisa mengirimi ibunya uang.

Berbagai pekerjaan dia lakukan untuk bisa mendapatkan uang, mulai dari menjadi penulis di surat kabar walaupun bayarannya masih belum seberapa, menjadi guru les privat, menjual barang2 kosmetik, dan menjual kain tenun khas Padang. Setiap hari dia lakukan itu semua demi memenuhi kebutuhan hidupnya di Bandung. Pernah suatu saat ketika dia pulang dari berjualan dan kehujanan, dia dicopet. Padahal dia sudah bersusah payah seharian untuk mencari uang itu. Sampai akhirnya ketika dia pulang, dia pingsan di depan pintu karena tubuhnya sudah sangat lemah. Dan akhirnya dia pun jatuh sakit, karena saking bersemangatnya untuk mengumpulkan uang. 

Setelah dia cukup sehat sempat terbersit di pikirannya untuk pulang kampong dan tidak melanjutkan perjuangannya ini. Tapi ternyata ibunya sudah terlebih dahulu punya firasat dan mengirimkan surat untuk Alif. Isi surat itu intinya adalah ibunya sangat mengharapkan Alif tetap melanjutkan kuliahnya hingga selesai seperti pesan ayahnya sebelum meninggal. Akhirnya Alif pun mengurungkan niatnya itu dan kembali ke niat semula untuk melanjutkan perjuangannya menjadi sarjana.

Dia pun semakin lama semakin sukses menjadi penulis di koran2 nasional. Bahkan kini bukan lagi dia yang berusaha mengirimkan tulisannya agar bisa dimuat, tapi dari pihak koran yang memintanya untuk mengisi kolom2 di koran tersebut. Tak terasa kini dia sudah punya penghasilan yang lebih dari cukup, bahkan dia bisa mengirimkan uang untuk ibu dan adik2nya di kampung, tentu kebanggaan tersendiri baginya.

Lalu dia pun mencoba peruntungan untuk mencari beasiswa ke luar negeri. Berbagai ujian untuk mendapatkan beasiswa itu dia lalui dengan cukup sulit. Tapi meskipun ada halangan disana sini, tapi berkat kegigihannya akhirnya dia pun mendapatkan kesempatan untuk bisa menerima beasiswa itu dan belajar di luar negeri. Dia pun mendapatkan Negara tujuan sesuai dengan impiannya yaitu ke benua Amerika, tepatnya di Kanada.

Di Kanada ini dia benar2 tidak menyia-nyiakan kesempatan sama sekali untuk banyak belajar, dari belajar bahasa Prancis hingga belajar tentang kehidupan masyarakat di Kanada. Memang dasar Alif itu termasuk orang yang tidak mau setengah2 dalam menjalani sesuatu, makanya disinipun dia benar2 sangat totalitas, benar2 ingin meninggalkan kenangan dan kesan baik di kota yang dia tinggali saat itu. Dan benar saja dia bisa meninggalkan kenangan dan kesan baik di keluarga angkatnya dan juga di tempat di bekerja. Bahkan dia dan teman2nya juga berhasil memberikan kenangan terakhir yang manis untuk warga di kota itu. Namun Alif malah gagal dalam hal cinta. Sampai pada akhirnya dia tetap tidak menyampaikan perasaannya kepada Raisa, hingga dia tahu bahwa Raisa telah bertunangan dengan Randai, sahabatnya.


Cerita yang luar biasa inspiratif sekali dan tak disangka2 di bagian awalnya ternyata ceritanya ada sedikit kemiripan dengan kisah hidup adik tingkatku….
Ada canda, tawa, sedih, dan tangisan, campur aduk menjadi 1 dalam novel ini, keren dah pokoknya…
Tentunya ada banyak pelajaran berharga yang tersirat maupun yang tersurat

Beberapa pelajaran berharga yang tersurat adalah….
1.     Bersabar dan ikhlaslah dalam setiap langkah perbuatan
Terus meneruslah berbuat baik, ketika di kampung dan di rantau
Jauhilah perbuatan buruk, dan ketahuilah pelakunya pasti diganjar, di perut bumi dan di atas bumi
Bersabarlah menyongsong musibah yang terjadi dalam waktu yang mengalir
Sungguh di dalam sabar ada pintu sukses dan impian akan tercapai
Jangan cari kemuliaan di kampong kelahiranmu
Sungguh kemuliaan itu ada dalam perantauan di usia muda
Singsingkan lengan baju dan bersungguh-sungguhlah menggapai impian
Karena kemuliaan tak akan bisa diraih dengan kemalasan
Jangan bersilat kata dengan orang yang tak mengerti apa yang kau katakana
Karena debat kusir adalah pangkal keburukan
# Syair Sayyid Ahmad Hasyimi. Syair ini diajarkan pada tahun ke-4 di Pondok Modern Gontor, Ponorogo
2.    Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang (Syair Imam Syafi’i)
3.    Man yazra’ yahsud : Siapa yang menanam akan menuai yang ditanam
4.    Setiap perjalanan panjang harus dimulai dengan langkah pertama
5.    Hidup itu adalah masalah penyerahan diri. Siapa saja yang mewakilkan urusannya kepada Tuhan, maka Dia akan mencukupkan semua kebutuhan kita. Yang terpenting adalah cukup. Apa artinya banyak harta tapi tidak pernah merasa cukup? Itulah janji Tuhan buat orang yang tawakkal
6.    Apa sih inti dari persahabatan itu??
“Apa memang persahabatan bisa kendur karena jarak? Tapi inti dari persahabatan tentu tidak rusak. Tapi jarak dan tempat tidak bisa berdusta, berpisah secara fisik bisa merenggangkan keintiman persahabatan karena tidak lagi disiram oleh pertemuan, canda dan diskusi”
7.    ….Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti kerabat dan kawan (Syair Imam Syafi’i) 
8.    Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang (Syair Imam Syafi’i)
9.    Nasihat Kiai Rais:
Anak-anakku sungguh doa itu didengar Tuhan, tapi Dia berhak mengabulkan dalam berbagai bentuk. Bisa dalam bentuk yang kita minta, bisa ditunda atau diganti dengan yang lebih cocok buat kita
10.  Nasihat Kiai Rais:
Jadilah seperti ajaran Nabi, khairunnas anfauhum linnas, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang memberi manfaat bagi orang lain.
11.  Nasihat Kiai Rais:
Selalu pilih teman dan lingkungan terbaik. Kalau berteman dengan tukang parfum, nanti akan kecipratan wangi. Kalau berteman dengan penulis, siapa tahu juga ikut pandai menulis.
12.  Menuntut ilmu itu perlu banyak hal, termasuk tamak dengan ilmu, waktu yang panjang dan menghormati guru ( Nasihat Imam Syafi’i)
13.  Pesan Kiai Rais:
Wahai anakku, latihlah diri kalian untuk selalu bertopang pada diri kalian sendiri dan Allah. I’timad ala nafsi. Segala hal dalam hidup ini tidak abadi. Semua akan pergi silih berganti. Kesusahan akan pergi. Kesenangan akan hilang. Akhirnya hanya tinggal urusan kalian sendiri dengan Allah saja nanti.
14.  Iza shadaqal azmu wadaha sabil, kalau benar kemauan, maka terbukalah jalan
15.  ….sebuah syair Arab mengatakan, siapa yang bersabar dia akan beruntung. Jadi sabar itu bukan berarti pasrah, tapi sebuah kesadaran yang proaktif. Dan sesungguhnya Allah itu selalu bersama orang yang bersabar
16.  Pesan Kiai Rais:
Yang namanya dunia itu ada masa senang dan masa kurang senang. Di saat kurang senanglah kalian perlu aktif. Aktif untuk bersabar. Bersabar tidak pasif. Tapi aktif bertahan, aktif menahan cobaan, aktif mencari solusi. Aktif menjadi yang terbaik. Aktif untuk tidak menyerah pada keadaan. Kalian punya pilihan untuk tidak menjadi pesakitan. Sabar adalah punggung bukit terakhir sebelum sampai di tujuan. Setelah ada di titik terbawah, ruang kosong hanyalah ke atas. Untuk lebih baik. Bersabar untuk menjadi lebih baik. Tuhan sudah berjanji bahwa sesungguhnya Dia berjalan dengan orang yang sabar.
Apapun kelebihan dan keterbatasanmu, jadilah orang yang berguna untuk dirimu, keluargamu, masyarakatmu, sebanyak mungkin dan seluas mungkin.
17.  Memaknai kata “putus asa”…
“Putus asa adalah penyakit yang mengagalkan perjuangan, harapan dan cita-cita. Problem tidak akan selesai hanya dengan disusahkan, tetapi harus dipikirkan dan dengan selalu dekat kepada Allah serta selalu memohon taufik dan hidayah-Nya”
18.  Man jadda wa jadda : siapa yang bersungguh-sungguh akan sukses
Man shabara zhafira: siapa yang bersabar akan beruntung
Man sara ala darbi washala: siapa yang berjalan di jalan-Nya akan sampai tujuan
19.  Pepatah Arab:
Lan tarji’ ayyamullati madhat: tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu
20.  Teman???
“Teman itu tidak harus selalu bersama. Teman juga tidak harus selalu berdamai. Mungkin kadang-kadang perlu berpisah untuk lebih menghargai pertemanan. Sekali-sekali bisa saja bertengkar untuk menguji seberapa kokoh inti persahabatan itu”
21.  Ternyata “meminjam” itu hal yang remeh tapi bisa menimbulkan masalah yang besar…
“… Sungguh jangan pernah remehkan meminjam karena bisa mengubah persahabatan. Bahkan persahabatan yang kuat dan lama sekalipun. Bahwa meminjam itu bisa lebih bberbahaya daripada meminta. Begitu kita meminta, apa pun objeknya, pasti telah diputuskan untuk diberikan oleh yang punya. Semua terang benderang. Ada ijab dan Kabul. Ada yang ikhlas memberi dan ada yang ikhlas menerima. Tapi ketika sesuatu dalam status dipinjam, tidak ada kata putus disana. Mungkin selalu ada benih konflik yang ikut tertanam bersama meminjam. Dia bisa beracun dan laten”
22.  Min haitsu la yahtasib. Dari tempat yang tidak disangka-sangka. Rezeki Tuhan memang bisa datang dari mana saja dan kapan saja.
23.  Al muhafazhah ala qadimi shalih, wal akhzu ala jadidil ashlah. Hanya memegang teguh hal yang baik dari masa lalu dan mengambil hal-hal baru yang lebih baik lagi. 
24.  Nasihat Ustadz Salman:
Kalau kita kondisikan sedemikian rupa, impian itu lambat laun akan jadi nyata. Pada waktu yang tidak pernah kita sangka-sangka.
25.  Nasihat Kiai Rais:
…. Cobalah bayangkan. Kalian yang dikaruniai bakat hebat dan otak cerdas adalah bak golok yang tajam yang berkilat-kilat. Kecerdasan kalian bisa menyelesaikan berbagai masalah. Tapi kalau kalian tidak serius, tidak sepenuh tenaga dan niat menggunakan otak ini, maka hidup kalian tidak akan maksimal, misi tidak akan sampai, usaha tidak akan berhasil…
26.  Tugas untuk mencapai keberhasilan adalah niat lurus dan ikhlas, usaha keras, doa khusyuk
27.  Hidup penuh persahabatan yang terus tumbuh adalah hidup yang mendamaikan
28. Kisah pada abad ke-8 Masehi, di zaman kekhalifahan Bani Umayyah, masyarakat Islam dalam kemakmuran yang ideal. Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang baru diangkat menangis karena besarnya tanggung jawab yang harus dipikul. Khalifah Umar terkenal karena semua harta miliknya dan keluarganya diserahkan kepada Negara dan dia hidup dengan sederhana, jujur dan giat memberantas korupsi. Masa itu, para petugas zakat sampai putus asa mencari orang miskin untuk diberi zakat. Tidak ada pengemis di jalanan. Penjara menjadi lengang. Semua sudah berkecukupan dan warga taat hukum. Ketika semua orang telah menjadi mampu dan tidak ada lagi yang berhak menjadi mustahik atau penerima zakat, itulah salah satu definisi negeri yang adil dan makmur
29.  Petuah tentang “memancing” oleh Kiai Rais:
“Ingat anak-anakku yang aku cintai, kami tidak memberi ikan kepada kalian, tapi kami memberi pancing, kalian sendirilah nanti yang akan mencari ikan dengan pancing ini, Pancing ini adalah semua ilnu, semua pengalaman, semua bahasa, semua disiplin, semua air dan udara yang kalian hirup selama disini. Selamat berjuang anak-anak. Selamat memancing yang baik-baik”
30.  Kata Rusdi:
Indonesia memang belum baik, tapi aku memilih mencintai dan berusaha memperbaiki Indonesia dari sekarang. Kanada membuka mataku untuk mencontoh hal-hal baik, tapi juga membuka mataku bahwa kita punya banyak kebaikan pula. Contohnya, orang kita masih kental memegang sikap hormat kepada orang tua, bertetangga baik, gotong royong dan dekat dengan agama. Belum lagi kita punya budaya pantun, disini cuma ada music rap. Semua ini yang membikin aku kangen pulang.
31.  Nasihat Ustadz Salman tentang pacaran:
“Suka boleh saja, tapi jangan sampai kalian berduaan, karena banyak mudharat-nya. Nanti kalau berdua-duaan, ada makhluk ketiga yang diam-diam berada di antara kalian. Dia adalah setan yang membisikkan berbagai hal buruk yang bisa membuat kalian terbawa arus dan melanggar aturan agama. Jadi berteman boleh saja, tapi jangan berpacaran. Kalau nanti tiba masanya, umur kalian cukup dan kemampuan ada, barulah kalian berpasang-pasangan menjadi sebuah keluarga, melalui pernikahan. Percayalah, sesungguhnya itu lebih baik dan aman buat kalian semua”.
32.  Makhluk yang paling setia dalam hidup ini mungkin adalah waktu. Dia tidak pernah ingkar janji dan akan selalu hadir berkunjung ke manapun dan ke siapapun, walau topan badai sedang mengamuk. Dia datang dalam bentuk tanggal, dalam bentuk hari, dalam bentuk bulan, bahkan abad. Dia selalu tepat waktu, tidak telat sedetik pun, tidak lebih awal sedikit pun. Dan kali ini, waktu penting itu hadir dalam bentuk pagi kelabu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar